Ilmuwan: Penggunaan AI untuk Rudal Nuklir Bisa Picu Perang

Jumat, 27 Desember 2019 14:23 WIB

Rudal Nuklir Rusia Skyfall Miliki Jangkauan Tidak Terbatas. Kredit: Anna Liesowska/east2west news

TEMPO.CO, Jakarta- Para ilmuwan memperingatkan bahayanya kendali rudal nuklir diserahkan kepada kecerdasan buatan karena dapat mengarah pada perang.

Mereka menyatakan, teknologi itu dapat menghidupkan manusia buatan seperti dalam film Terminator yang dibintangi Arnold Schwarzenegger.

Sebuah laporan ahli Universitas Cornell memperingatkan bahwa bias otomatisasi yang meningkat dapat membuat mesin lepas kendali. Rusia dan Cina mungkin menaruh kepercayaan lebih pada teknologi untuk mengejar kemampuan Amerika Serikat, meskipun ada risiko yang tak terduga.

"Meskipun banyak hal yang tidak pasti, upaya Rusia mengeksplorasi gagasan kendaraan pengiriman nuklir nirawak dalam Status-6 untuk durasi lama menunjukkan ketakutan akan inferioritas konvensional atau nuklir dapat menciptakan beberapa insentif untuk mengejar otonomi yang lebih besar," demikian kata peneliti Michael Horowitz kepada The Bulletin of the Atomic Scientists.

Kekuatan militer meyakini bahwa AI adalah cara teraman, tapi itu dapat membawa risiko berbahaya yang tidak terlihat sampai kecelakaan terjadi. Ilmuwan mencatat, Rusia mulai mengembangkan torpedo nuklir otonom, yang disebut Poseidon atau Status-6, yang mereka yakini dapat memulai tren.

Banyak negara mempertimbangkan membangun lebih banyak AI ke dalam sistem peringatan dini mereka, tapi laporan tersebut mencatat munculnya risiko. Contoh insiden 1983 yang terkenal di mana seorang perwira Soviet, Letnan Kolonel Stanislav Petrov, harus mengabaikan peringatan audio-visual bahwa rudal AS sedang menyerang.

Petrov dapat menentang bias otomatisasi dan mengidentifikasi dengan benar bahwa peringatan itu salah, berpotensi menyelamatkan AS dan Rusia dari perang nuklir. "Beberapa bentuk otomatisasi dapat meningkatkan keandalan dan kepastian dalam operasi nuklir, memperkuat stabilitas," demikian tertulis dalam penelitian.

Teknologi AI dapat membantu mengumpulkan data komprehensif dan memberikan analisis yang sangat berharga bagi para pembuat keputusan. Tetapi bentuk-bentuk lain dapat meningkatkan risiko kecelakaan atau menciptakan insentif jahat, dan merusak stabilitas.

"Ketika memodernisasi persenjataan nuklir, para pembuat kebijakan harus bertujuan menggunakan otomatisasi untuk mengurangi risiko kecelakaan dan alarm palsu dan meningkatkan kontrol manusia atas operasi nuklir," kata Horowitz.

THE BULLETIN OF THE ATOMIC SCIENTISTS | DAILY MAIL


Berita terkait

Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

2 hari lalu

Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

Kongres Peradaban Aceh 2024 membahas nasib seni dan budaya di era kecerdasan buatan. Apa yang harus seniman lakukan?

Baca Selengkapnya

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

4 hari lalu

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

4 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Microsoft Komitmen Investasi Rp 27,6 T, untuk Pelatihan AI hingga Developer GitHub

8 hari lalu

Microsoft Komitmen Investasi Rp 27,6 T, untuk Pelatihan AI hingga Developer GitHub

Ada 840 ribu orang yang akan menikmati pelatihan Microsoft. Sepuluh ribu developer dipersiapkan jadi ahli AI.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

8 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

8 hari lalu

CEO Microsoft Temui Jokowi, Menkominfo: Komitmen Investasinya Rp 28 T

Menteri komunikasi dan informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengungkap jumlah investasi Microsoft di Indonesia sebesar $1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

11 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

OpenAI Memperluas Ekspansi dengan Membuka Kantor di Tokyo

11 hari lalu

OpenAI Memperluas Ekspansi dengan Membuka Kantor di Tokyo

OpenAI berekspansi ke Asia dengan membuka kantor baru di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini merilis model GPT-4 yang dioptimalkan untuk Jepang.

Baca Selengkapnya

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

12 hari lalu

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.

Baca Selengkapnya

Qualcomm Meluncurkan Snapdragon X Plus

12 hari lalu

Qualcomm Meluncurkan Snapdragon X Plus

Qualcomm merilis chip terbaru mereka bernama Snapdragon X Plus untuk performa di laptop dengan dukungan kecanggihan AI

Baca Selengkapnya