Helikopter Super Puma Presiden Masuk Bengkel, Ini Penjelasannya

Rabu, 15 Januari 2020 16:41 WIB

Sejumlah kru penerbang TNI AU mendorong helikopter Super Puma menuju landasan di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, 13 Januari 2015. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menyatakan niatnya untuk meningkatkan pertahanan udara dengan membeli dan memperbarui radar TNI AU seperti mendatangkan beberapa pesawat tempur tipe F5, helikopter, dan pesawat Hercules dari Australia serta memperbanyak jumlah armada pengangkut guna membantu terjadi bencana atau peristiwa kecelakaan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bandung - Satu unit Helikopter Super Puma kepresidenan harus menjalani perawatan di hanggar PT Dirgantara Indonesia selama sepuluh hari sejak 10 Januari 2020. Perawatan itu yang menyebabkan TNI mengerahkan helikopter jenis Super Cougar sebagai cadangan untuk kepresidenan.

Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara Indonesia, Irlan Budiman, menerangkan helikopter kepresidenan yang sedang diservis adalah jenis Super Puma AS-332L2 dengan nomor lambung H-3204. Tidak ada keterangan spesifik soal penyebab kebutuhan perawatan sejak 10 Januari lalu itu.

Irlan hanya menyatakan bahwa seluruh Helikopter Super Puma dituntut kesiapannya dalam rangka mendukung VVIP/VIP setiap saat. “Dan saat ini kondisi sedang dalam implementasi modifikasi (improvement) dan perbaikan, guna menjamin safety pada saat operasi,” kata Irlan lewat keterangan tertulisnya kepada Tempo, Rabu 15 Januari 2020.

Irlan menjelaskan kalau PT DI bertanggung jawab untuk perawatan sebagian dari helikopter kepresidenan, tepatnya untuk dua unit Super Puma AS-332L2. Masih ada tiga unit helikopter kepresidenan lainnya dari jenis Super Puma NAS-332L1.

Berbeda AS-332L2 yang diproduksi Eurocopter, kini Airbus Helicopters, jenis Super Puma NAS-332L1 sebenarnya diproduksi PT DI dan perawatannya dilakukan perusahaan itu. Tapi, sejak dihibahkan pada 2017, ketiga unit helikopter tersebut pun menjadi tanggung jawab TNI AU. Sejak tahun itu pula PT DI mengambil tanggung jawab perawatan Super Puma NAS 332L2 dari Airbus.

Advertising
Advertising

Helikopter kepresidenan jenis Super Puma L-2 AS-332 dengan latar belakang Gunung Sinabung saat berada di Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, 14 Oktober 2017. Jokowi mengunjungi warga di perumahan relokasi pengungsi Gunung Sinabung sekaligus juga memberikan bantuan berupa bingkisan makanan dan sembako. ANTARA FOTO

kedua Super Puma AS-332L2, Irlan menyebutkan, sama telah beroperasi lebih dari empat ribu jam terbang. Satu unit yang sedang menjalani perawatan saat ini adalah pemilik nomor lambung H-3204. Satu lagi, H-3222 disebutkannya, "Serviceable, siap dioperasikan.”

Sebelumnya diberitakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk sementara waktu akan menggunakan helikopter Caracal milik TNI Angkatan Udara untuk kegiatan kepresidenannya. Jokowi meninjau helikopter cadangan untuknya itu di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Minggu 12 Januari 2020.

"Kami harus mencarikan heli alternatif untuk dukungan VVIP. Sehingga saya display, saya laporkan ke beliau terkait dengan keamanan dan kenyamanan (helikopter)," ucap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Minggu 12 Januari 2020.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

10 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

10 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

10 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

11 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

11 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

11 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

12 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

14 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

15 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya