Virus Corona Misterius: 20 Juta Warga Wuhan dan Hubei Diisolasi

Jumat, 24 Januari 2020 21:03 WIB

Petugas paramiliter Cina mengenakan masker sedang berjaga di pintu masuk Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup setelah kota itu dikarantina karena merebaknya virus corona baru di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 23 Januari 2020.[China Daily via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina telah mengungkung Provinsi Hubei, pusat penyebaran wabah virus corona misterius, seiring dengan angka kematian yang disebabkannya yang terus bertambah menjadi 26 orang per Jumat 24 Oktober 2020. Larangan perjalanan diberlakukan dan diperhitungkan berdampak kepada setidaknya 20 juta orang di sepuluh kota, termasuk ibu kota provinsi itu, Wuhan, asal virus merebak.

Sehari sebelumnya, seorang pasien infeksi virus yang sama meninggal di Provinsi Hebei, menjadikannya kasus fatal pertama di luar Hubei. Kasus fatal lainnya lalu terkonfirmasi pula di Provinsi Heilongjiang. Provinsi yang ini berjarak lebih dari dua ribu kilometer dari Wuhan atau di perbatasan Cina dengan Rusia.

Secara nasional, jumlah pasien virus corona berkode 2019-nCoV di seluruh Cina tercatat sudah 830 kasus per Jumat. Sebagian kecil lainnya telah ditemukan di luar Cina, yakni di Thailand, Korea, Jepang, Vietnam, Singapura, dan AS.

Larangan perjalanan diterapkan tepat sehari sebelum hari raya Imlek--satu agenda penting dalam kalender Cina, ketika jutaan warga Cina punya tradisi mudik ke kampung halaman. Wuhan, misalnya, kini telah diblokade: seluruh layanan bus, subway, dan kapal penyeberangan telah dibekukan, serta seluruh penerbangan dan perjalanan kereta dari luar kota itu dibatalkan.

Pembatasan gerak warga Wuhan dan Provinsi Hubei diharapkan bisa membantu mengendalikan penyebaran virus penyebab gangguan pernapasan dan pneumonia itu. Para penliti mendapati dugaan awal kalau setiap orang yang telah terinfeksi bisa menularkan virus itu ke 1,4-2,5 orang lain.

Advertising
Advertising

Angka itu masih dugaan awal tapi menempatkannya setara dengan SARS yang pernah menciptakan pandemik pada 2012-2013 lalu. Tapi fakta hanya 25 persen kasus infeksi yang berujung sakit parah bisa melegakan. Artinya, virus tak seganas SARS.

Sebelumnya, ketika masih tercatat 17 kasus fatal, Komisi Kesehatan Cina mendata mereka yang meninggal itu berusia 48-89 tahun. Kebanyakan tergolong orang tua yang juga memiliki riwayat penyakit kronis termasuk diabetes dan parkinson.

WHO memang belum mengklasifikasi penyebaran virus corona Wuhan ini sebagai darurat internasional, sebagian karena menanganggap masih rendahnya angka kasus di luar Cina. "Tapi mungkin saja karena belum terjadi," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

BBC

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

14 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

16 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

21 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya