Darurat Kesehatan Wabah Virus Corona, Kenapa WHO Puji Cina?
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 31 Januari 2020 09:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah virus corona dari Wuhan, Cina, sebagai darurat kesehatan internasional. Alasannya, virus mematikan itu telah berkembang mengancam negara-negara yang tak memiliki sistem kesehatan publik kuat dan mereka yang sedang sakit di seluruh dunia.
Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji upaya Cina mengatasi wabah tersebut. Dia mengatakan, belum pernah melihat suatu negara bereaksi agresif terhadap penyebaran suatu penyakit. Dia merujuk pada karantina sejumlah kota, termasuk upaya membangun rumah sakit darurat berkapasitas besar hanya dalam 10 hari.
"Biar saya perjelas, deklarasi ini bukan suara tidak percaya kepada Tiongkok," kata Tedros, Kamis 30 Januari 2020. Dia menambahkan, "Sebaliknya, WHO terus memiliki kepercayaan pada kapasitas Cina untuk mengendalikan wabah."
Pernyataan darurat kesehatan dikeluarkan beberapa jam setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan kasus pertama penularan virus yang dijuluki 2019-nCoV itu dari manusia ke manusia di AS. Seorang wanita yang melakukan perjalanan ke Cina telah menyebabkan suaminya terinfeksi virus corona baru itu.
Di Cina, sebanyak 7.711 warganya telah tertular, dan 170 meninggal karena virus itu. Secara bersamaan, sebanyak 12.167 orang lainnya berstatus terduga dan 81.917 dalam pengawasan ketat medis.
Di luar Cina, sebanyak 18 negara lain telah mengkonfirmasi adanya infeksi virus yang sama. Kebanyakan kasusnya adalah bawaan virus dari Cina, tapi ada juga yang diduga murni karena penularan antar manusia di luar negara asal virus itu sebanyak tujuh kasus.
Bicara usai rapat komite darurat di Jennewa, Tedros menggambarkan virus sebagai wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dengan respons yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun dia mengingatkan tidak diperlukan langkah-langkah yang mengganggu perjalanan dan perdagangan.
Tedros juga mendesak semua pihak berhati-hati terhadap rumor atau bahkan hoax. "Ini saatnya untuk tidak takut. Ini saatnya (menyatakan) ilmu bukan rumor. Inilah saatnya solidaritas bukan stigma," kata Tedros.
BLOOMBERG | BBC