Warga Asing Tinggalkan Wuhan Masuk Karantina, Kalau WNI?

Jumat, 31 Januari 2020 20:13 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan upaya pemulangan warga Indonesia di Wuhan dan kota-kota lainnya di Cina yang sedang dikarantina terkait wabah virus corona mematikan. Indonesia mengikuti langkah negara-negara lainnya yang sudah mulai memulangkan warganya menyusul pengumuman WHO atas status darurat kesehatan internasional wabah tersebut per Kamis 30 Januari 2020.

"Masih kami proses karena yang ingin evakuasi bukan hanya Indonesia. Tetapi antrean kita sudah di depan," kata Jokowi lewat keterangan tertulis pada Jumat, 31 Januari 2020.

Pada Jumat, sebuah pesawat carteran yang mengangkut lebih dari 350 warga Korea Selatan mendarat di Bandara Internasional Gimpo dekat Seoul. Penerbangan keluar dari Wuhan itu mengikuti pesawat sebelumnya yang terbang ke Amerika Serikat dan juga Jepang membawa warga negaranya masing-masing.

CNN menulis, sejumlah negara lain termasuk Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada sedang merancang penerbangan serupa seiring dengan Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei yang terus dikarantina. Per hari ini, Jumat, isolasi di provinsi berpenduduk hampir 60 juta jiwa itu telah berjalan lebih dari seminggu, dan perjalanan dari hampir setiap kota tersebut dibatasi.

Advertising
Advertising

Bagi warga asing yang telah dievakuasi dari Wuhan pun akan menghadapi keharusan karantina sementara begitu mereka mendarat di tanah airnya masing-masing. Ini memicu kontroversi untuk beberapa negara terutama Australia yang berencana menggunakan pusat penampungan imigran di Pulau Christmas sebagai lokasi karantina.

Pusat penampungan tersebut selama ini mendapat publikasi negatif di dalam negeri. Bahkan ada yang menyebutnya kamp untuk penderita lepra. Tak heran sebagian warga Australia yang diwawancarai Radio ABC di Wuhan mengatakan akan memilih bertahan di kota itu ketimbang harus menjalani dua minggu karantina di Pulau Christmas.

Di Pangkalan Udara March di California Selatan, dimana warga Amerika asal Wuhan dievakuasi, Jarred Evans, mengaku bersedia tinggal dan menjalani karantina sepanjang yang dibutuhkan. Dia mengungkapkan kalau Pusat Pengendalian Penyakit AS menyatakan kalau karantina selama 72 jam yang diwajibkan sangat tak berkecukupan.

"Mereka bilang kami tidak diwajibkan untuk meninggalkan lokasi ini setelah 72 jam. Mereka bilang, tinggal selama mungkin di tempat ini adalah pilihan terbaik untuk kami, keluarga kami, dan masyarakat lingkungan sekitar kami," kata Evans.

Di pangkalan udara itu, Evans menikmati suhu udara hangat karena cuaca di Wuhan yang mendekati suhu beku. Meski setiap dari mereka tetap diharuskan mengenakan masker dan mengkonsumsi obat yang rutin diberikan.

"Kami di sini tidak berangkulan dan berpelukan bahagia," kata Evans. "Tapi jujur setiap orang mencoba menyukuri kondisi saat ini setelah apa yang telah mereka alami atau lihat di Wuhan."

CNN

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

11 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

13 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

13 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

14 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

15 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

20 jam lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

21 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

22 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

23 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya