7 Hoax Tentang Korban Virus Corona yang Beredar di Media Sosial
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 4 Februari 2020 12:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sekitar satu bulan sejak muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, jenis virus corona baru kini terus menyebar ke lebih dari 20 negara. Kepanikan tak terhindarkan termasuk di berbagai platform media sosial. Berbagai spekulasi pun menambah kepanikan itu yang, sayangnya, sebagian tak bisa dipertanggungjawabkan.
Untuk mencegah lebih banyak disinformasi tersebar luas, sejumlah platform menyediakan link ke situs Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat saat terjadi pembahasan soal virus corona. Namun itu diakui belum cukup. Sejumlah hoax terdata menghasilkan ribuan klik, like dan bagikan.
Berikut ini tujuh informasi yang telah dipastikan hoax namun tetap beredar di media sosial:
1. Virus corona senjata biologis dari laboratorium di Wuhan
Sejauh ini peneliti internasional menduga virus corona mewabah dari sebuah pasar di Wuhan. Berdasarkan analisis genetiknya, virus diketahui rekombinan dari virus yang ada di kelelawar dan ular--dua hewan yang juga diperdagangkan di pasar itu.
Meski ada penjelasan itu, tak sedikit yang percaya virus berasal dari penelitian senjata biologi (biowarfare) di Institut Virologi Wuhan. Unggahan di Facebook ini telah dibagikan lebih dari empat ribu kali. Belakangan diketahui spekulasi berasal dari komentar seorang mantan perwira militer Israel dari sayap kanan kepada Washington Times. Eks perwira yang sama pernah menyatakan bahwa Presiden AS Barack Obama mungkin seorang Muslim dan menyebarkan teori konspirasi.
2. Mata-mata Cina selundupkan virus dari Kanada
Unggahan di media sosial mendorong premis bahwa virus corona yang ditemukan di Wuhan diselundupkan dari laboratorium di Kanada sebagai bagian dari pencarian rahasia Cina untuk biowarfare. Seorang peneliti Cina yang bekerja di Kanada sedang diselidiki untuk kemungkinan pelanggaran kebijakan setelah dia diundang ke Laboratorium Wuhan dua kali setahun selama dua tahun.
"#coronavirus dicuri dari Kanada oleh spionase & dikirim ke Wuhan untuk dipersenjatai dan membunuh musuh asing," tulis seorang pejabat Partai Republik, Solomon Yue, yang memiliki lebih dari 100 ribu pengikut.
Ini adalah teori yang mirip dengan konspirasi laboratorium di Wuhan. Menurut Politifact, tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa seseorang mencuri sampel virus corona dan memberikannya ke laboratorium Wuhan untuk membuat senjata biologis.
3. Vaksin virus corona sudah tersedia
Hoax populer lainnya menyatakan bahwa vaksin untuk virus corona sudah tersedia dan wabah saat ini sengaja diciptakan. Dalam kasus ini, pemeriksa fakta Facebook memverifikasi bahwa postingan tersebut mengandung informasi palsu. Paten virus yang dimaksud ditemukan merujuk ke penelitian berbeda dari virus corona.
Pirbright Institute yang disebut sebagai pemilik vaksin itu juga telah memberikan klarifikasinya bahwa mereka tidak bekerja untuk virus corona, dan paten yang mereka pegang tidak terkait dengan virus.
<!--more-->
4. Perkiraan virus corona akan membunuh 65 juta orang
Pada Oktober 2019, pusat penelitian Johns Hopkins menjalankan latihan yang bertujuan memodelkan respons global terhadap potensi epidemi. Banyak netizen salah menafsirkan penelitian ini dan secara keliru mengaitkan prediksinya dengan kemungkinan jumlah korban wabah serupa virus corona.
"Kami memodelkan pandemi fiksi, tapi kami secara eksplisit menyatakan bahwa itu bukan prediksi," kata Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins dalam sebuah pernyataannya. “Kami tidak memprediksi bahwa 2019-nCoV yang sedang mewabah akan membunuh 65 juta orang."
5. Ada 100 ribu korban virus corona terkonfirmasi
Hingga Senin malam, 3 Februari 2020, virus corona diketahui telah menyebabkan 362 orang meninggal dan 489 yang pulih kembali. Secara keseluruhan, ada 17.459 kasus infeksi dan menyebar di 27 negara.
Banyak unggahan di platform media sosial menyebarkan lebih banyak statistik yang hanya menakut-nakuti. Di antaranya yang mengutip pekerja medis di Wuhan, tanpa bukti. Sayangnya, video di kanal YouTube itu ditonton hampir 800 ribu orang. Demikian pula, di Twitter, akun yang menyamar sebagai situs berita membagikan klip audio yang mengklaim 100.000 orang telah terinfeksi.
6. Remaja di TikTok adalah korban pertama di Kanada
Di aplikasi TikTok, beberapa remaja berpura-pura terinfeksi virus corona. Seorang siswa di Vancouver lalu memposting video tersebut dan menyebut sebagai kasus virus corona pertama yang dikonfirmasi oleh Kanada.
Juru bicara Departemen Kesehatan British Columbia, Kanada, mengkonfirmasi bahwa video itu palsu. Satu-satunya kasus yang dikonfirmasi tentang virus corona di British Columbia adalah seorang pria berusia 40-an. TikTok telah menghapus video viral asli yang memiliki lebih dari 4,1 juta penonton tersebut dan merilis fitur yang mengarahkan pengguna ke sumber informasi tepercaya, seperti WHO, ketika mereka mencari konten yang berhubungan dengan virus corona.
7. Pemerintah Cina bangun rumah sakit semalam
Perlu dicatat bahwa media pemerintah Cina juga menyebarkan informasi palsu. Seperti yang pertama kali ditunjukkan BuzzFeed News, dua situs media pemerintah—Global Times dan People's Daily—mengedarkan gambar gedung yang baru dibangun dan mengklaim itu adalah rumah sakit di Wuhan yang dibangun hanya dalam 16 jam.
Bangunan dalam gambar itu adalah sebuah gedung apartemen. Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana pemerintah Cina dan organisasi yang didukung negara menggunakan informasi yang salah atau menyesatkan untuk menggambarkan wabah yang sudah terkendali.
VOX NEWS | DAILY BEAST | POYNTER INSTITUTE | FACTCHECK | GUARDIAN