Twitter: Ada Pencurian Data Kontak Pengguna Disponsori Negara

Rabu, 5 Februari 2020 13:51 WIB

Ilustrasi Twitter. REUTERS/Kacper Pempel

TEMPO.CO, Jakarta - Platform media sosial Twitter mengakui ada kemungkinan pencurian data nomor ponsel akun penggunanya oleh peretas yang didukung pemerintahan negara tertentu. Kemungkinan itu terungkap setelah seorang peneliti keamanan siber menemukan kelemahan dalam fitur Contacts Upload di situs mikroblogging pada Desember lalu.

Dalam sebuah pernyataannya, Twitter mengatakan telah mengidentifikasi volume permintaan Contacts Upload yang tinggi menggunakan fitur dari alamat internet di Malaysia, Iran, dan Israel. Fitur Contact Upload belakangan diketahui dapat dimanfaatkan untuk mencocokkan nomor telepon milik akun pengguna media sosial itu.

Twitter hanya mengatakan bahwa beberapa alamat IP yang terlibat dalam serangan mungkin memiliki ikatan dengan aktor yang disponsori negara. "Twitter tidak dapat mengidentifikasi semua akun yang terkena dampak," kata juru bicara Twitter, seperti dikutip dari laman Daily Mail.

Twitter mencurigai adanya kemungkinan koneksi alamat ke peretas yang didukung negara. Dasar kecurigaan itu adalah karena para penyerang memiliki akses tidak terbatas ke Twitter meskipun jaringan media sosial tersebut dilarang di negara bersangkutan.

Ilia Kolochenko, CEO ImmuniWeb, menilai klaim Twitter tentang keterlibatan IP aktor yang disponsori negara agak tidak bisa dipahami tanpa rincian lebih lanjut. "Hari ini, saya pikir aktor negara memiliki akses ke kerentanan yang jauh lebih berbahaya yang mempengaruhi Twitter dan pemasoknya," ujar Kolochenko.

Sebelumnya, TechCrunch melaporkan pada Desember lalu bahwa peneliti keamanan siber, Ibrahim Balic, berhasil mencocokkan 17 juta nomor telepon dengan akun pengguna Twitter tertentu. Balic bisa mengeksploitasi kelemahan pada fitur kontak pada aplikasi Android-nya.

Seorang jurnalis di situs tersebut membuktikan dapat mengidentifikasi seorang politisi senior Israel dengan mencocokkan nomor telepon lewat cara yang sama. Fitur ini, yang memungkinkan seseorang dengan nomor telepon pengguna menemukan dan terhubung dengan pengguna lain di Twitter, telah dinonaktifkan secara default untuk pengguna di Uni Eropa di mana aturan privasi yang ketat berlaku.

Namun, ini diaktifkan secara default untuk semua pengguna lain secara global, kata juru bicara itu. Twitter mengaku telah mengubah fitur itu sehingga tidak lagi mengungkapkan nama akun tertentu sebagai tanggapan atas permintaan. Itu juga telah menangguhkan semua akun yang diyakini telah menyalahgunakannya.

Twitter tidak mengirim pemberitahuan individual kepada penggunanya soal ini dengan dinilai para pakar keamanan informasi sebagai praktik terbaik. Karena itu, Jake Moore, spesialis cybersecurity di ESET menyarankan cara terbaik bagi pengguna untuk melindungi diri mereka secara online adalah dengan menggunakan otentikasi dua faktor.

"Twitter baru-baru ini mengaktifkan otentikasi dua faktor di mana nomor ponsel tidak diperlukan. Ini membantu memberikan privasi tanpa mengorbankan keamanan," katanya.

DAILY MAIL | MAILONLINE | TECH CRUNCH

Berita terkait

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

11 menit lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

41 menit lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

1 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

2 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

2 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya