Bakteri Asal Lereng Lawu Berpeluang Jadi Antibiotik Istimewa

Senin, 24 Februari 2020 14:30 WIB

Salah satu bakteri yang tahan terhadap anti-biotik, Klebsilla penumoniae, yang sedang menginfeksi sel darah putih manusia. Bakteri ini tentunya menjadi mimpi buruk bagi dunia kesehatan. (National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

TEMPO.CO, SOLO - Peneliti dari Universitas Muhammadiyah Surakarta Ambarwati menemukan sebuah spesies bakteri asal lereng Gunung Lawu yang dinamakan Streptomyces Cemorosewuensis sp. Mikroorganisme baru itu mampu mengeluarkan zat yang menghambat pertumbuhan bakteri yang telah mengalami multidrug resistant.

Menurut Ambarwati, kesalahan penggunaan obat antibiotik menjadi permasalahan di berbagai negara di dunia. "Banyak bakteri yang menjadi kebal terhadap obat atau yang dikenal sebagai multidrug resistance," katanya saat ditemui, Senin 24 Februari 2020.

Dalam penelitiannya, Ambarwati menemukan jenis bakteri Streptomyces di lereng Gunung Lawu, tepatnya di kawasan Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur. Bakteri ini hidup di sekitar akar tanaman rumput teki.

Selama ini, bakteri Streptomyces memang dikenal sebagai bahan baku utama dalam industri antibiotik di dunia. "Sedangkan bakteri asal Cemoro Sewu ini memiliki karakter khusus sehingga memenuhi syarat untuk menjadi spesies baru," katanya. Bakteri temuannya itu lantas dinamakan Streptomyces cemorosewuensis sp.

Salah satu keistimewaan bakteri Streptomyces cemorosewuensis sp itu adalah kemampuannya untuk menghasilkan zat malacidin. Zat itu diyakini mampu menaklukkan bakteri yang telah mengalami multidrug resistance. "Setahu saya belum ada spesies Streptomyces lain yang bisa menghasilkan zat tersebut," katanya.

Advertising
Advertising

Ambarwati memprediksi bakteri tersebut akan menjadi salah satu mikroorganisme yang penting di dunia kedokteran. Sebab, Streptomyces cemorosewuensis sp bisa menjadi bahan pembuatan obat antibiotik untuk mengatasi permasalahan yang timbul dari kesalahan penggunaan antibiotik.

"Tentunya perlu penelitian lanjutan baik dari bidang kedokteran, farmasi maupun industri," katanya. Dia berharap penelitian yang telah dilakukan itu mampu dimanfaatkan lebih lanjut oleh para praktisi di dunia kesehatan.

Menurut Ambarwati, penelitian itu dilakukannya untuk menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Gadjah Mada. Dia berhasil mempertahankan disertasinya itu dalam sebuah sidang ujian tertutup pada Januari kemarin.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

19 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

5 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

13 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

18 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

21 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

27 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

30 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

34 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

35 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya