Bukit Batuan Diroit 40 Juta Tahun di Yogya Layak Jadi Geoheritage

Rabu, 26 Februari 2020 16:08 WIB

Bukit batuan diroit berusia 40 juta tahun di Yogyakarta diusulkan menjadi kawasan Geoheritage. Kredit: TEMPO/M. Syaifullah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ahli geologi mengusulkan sebuah bukit di Sidorejo, Godean, Sleman menjadi kawasan geoheritage atau warisan geologis, menyusul penemuan batuan di bukit Pandawa, Dusun Jering, yang sudah berumur 40 juta tahun. Batuan itu lebih tua dibandingkan dengan batuan kawasan geoheritage lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bahkan tim dari Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah datang dan melihat langsung jenis batuan itu. Kawasan itu akan dijadikan lokasi pendidikan geologi dan lokasi pariwisata edukasi.

"Ada usulan dari Pemda (pemerintah daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta kawasan ini menjadi geoheritage. Kami memverifikasi layak atau tidak menjadi warisan geologi," kata Peneliti Ahli Utama Badan Geologi, Kementerian ESDM, Hanang Samodra, Selasa, 25 Februari 2020.

Untuk menjadi warisan geologi, ada tahapan yang harus dilalui, yaitu mulai pengusulan dari daerah ke Kementerian ESDM. Lalu Kementerian ESDM membentuk tim verifikasi dan proses verifikasi, dan kegiatan focus group discussion oleh pemerintah daerah. Setelah itu, kawasan tersebut akan ditetapkan sebagai warisan geologi.

Ia menyatakan, setelah ditetapkan menjadi kawasan warisan geologi, fungsinya bisa digunakan untuk macam-macam, seperti untuk kawasan konservasi, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pariwisata.

Advertising
Advertising

Tim verifikasi melihat langsung kawasan yang sebagian menjadi lahan perumahan itu. Mereka mengambil data secara faktual, fungsi konservasi, hingga pemanfaatan.

"Kawasan ini jarang ditemukan di tempat lain, lebih tua dibandingkan kawasan geoheritage lainnya. Layak menjadi kawasan warisan geologi," kata dia.

Lebih jauh ia menjelaskan, manusia hidup dalam potongan sejarah geologi yang dimulai dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Batuan di Bukit Pandawa berusia sekitar 40 juta tahun sehingga bukit tersebut layak untuk dijadikan warisan geologi.

Batuan itu, menurut ahli geologi merupakan jenis diroit. Dulu kawasan ini berada di dasar laut. "Usianya empat puluhan juta tahun yang dulunya berada di dasarnya laut," kata Prof Bambang Prastistho, ahli geologi dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.

Hal tersebut terbukti ada endapan dasar laut dan bagian dari aktivitas gunung api purba. Batuan di bukit ini sangat penting untuk melacak jejak sejarah terbentuknya daratan. Khususnya Pulau Jawa. "Oleh sebab itu, bukit tersebut harus dilindungi agar jangan sampai ditambang," kata dia.

Pakar geologi sari UPN Veteran Yogyakarta Jatmiko menyatakan, sebelumnya lokasi itu tidak diketahui adanya batuan tua. Setelah dibuka ternyata batuannya adalah batuan diroit.

Batuan diroit keluar dari magma yang menerobos batuan tua dan membentuk bukit. Formasi ini disebut sebagai formasi Nanggulan dan di atasnya ada formasi Kebo Buthak.

Kawasan geologi seperti ini ada beberapa di Kabupaten Sleman. Meskipun beda waktu, bentukan bebatuan geologi seperti Lava Bantal di Kecamatan Berbah dan Tebing Breksi di Prambanan.

Untuk menjaga agar tidak longsor, tebing dipantek dan ditambah semen di beberapa rongga. Jatmiko berharap ke depan akan dapat dibangun laboratorium struktur geologi lengkap dengan museum yang berdampingan dengan permukiman masyarakat.

Di Godean banyak bukit yang dimanfaatkan oleh warga untuk membuat genteng sebab banyak mengandung tanah liat. Tetapi bukit ini justru banyak diorit yang tidak bisa dimanfaatkan untuk bahan genteng.

Lapisan tanah diorit di Bukit Pandawa terbuka setelah dibangun perumahan di sekitarnya. Alim Sugiantoro selaku pengembang perumahan mengatakan, pihaknya telah lama berkoordinasi dengan tim geologi UPN Yogyakarta terkait batuan tua di bukit Pandawa.

"Kami sangat mendukung penelitian geologi, sudah sering mahasiswa datang, baik dari dalam maupun luar negeri meneliti batuan tua ini," kata dia.

Ia mengatakan, keberadaan perumahan tidak akan merusak keberadaan Bukit Pandawa. Semua yang membeli rumah dan tinggal di perumahan tersebut telah menyetujui untuk menjaga kelestarian Bukit Pandawa.

MUH SYAIFULLAH




Berita terkait

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

19 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

19 hari lalu

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

24 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

29 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

30 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

37 hari lalu

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

43 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

59 hari lalu

Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

6 Maret 2024

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya