Kemenkes Sebut Virus Corona Tak Ditularkan Benda Mati, Keliru?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 3 Maret 2020 20:59 WIB

Petugas membersihkan pegangan kereta LRT pada salah satu gerbong saat di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020. Pihak LRT juga menyediakan cariran antiseptik bagi penumpang dan juga menyemprotkan gerbong denga disinfektan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat tidak bereaksi berlebihan menanggapi kasus masuknya virus corona COVID-19 ke Indonesia. Virus ini disebutnya tidak menular tanpa ada kontak langsung karena tak bisa menyebar sendiri lewat udara. Virus corona baru juga dinyatakan tak bisa menginfeksi dari benda mati.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, menyampaikan semua itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin, 2 Maret 2020. "Virus itu harus ada inangnya. Kalau di luar tubuh, 5-10 menit mati dia," ujar Yuri.

Pernyataan Yurianto bertolak belakang dengan pesan tim peneliti di Jerman yang menyebut virus corona yang ada pada manusia dan hewan dapat bertahan di permukaan sebuah benda dan tetap menular pada suhu kamar hingga sembilan hari. Hasil penelitian itu dimuat dalam Journal of Hospital Infection pada Februari lalu.

Tim peneliti itu bahkan menunjukkan sebagian anggota keluarga virus corona dapat bertahan empat dan lima hari di atas berbagai benda berbahan aluminium, kayu, kertas, plastik, dan kaca. Sebagian lain, yang hanya menginfeksi hewan, bahkan ditemukan bisa bertahan lebih dari 28 hari.

Seorang staf menyemprotkan cairan disinfektan pada tombol bel sebuah pintu di Distrik Wuchang di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 27 Januari 2020. Beberapa pusat perbelanjaan dan tempat wisata di Cina, khususnya di Wuhan sempat ditutup untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Xinhua/Cheng Min

Untuk mengurangi penyebaran virus corona secara umum, para penulis studi itu menyarankan setiap rumah sakit yang merawat pasien infeksi COVID-19 membersihkan lingkungannya lebih hati-hati. Berbagai cairan dari natrium hipoklorit, hidrogen peroksida, atau etanol direkomendasikan digunakan.

"Di rumah sakit, ini bisa saja ada di pegangan pintu, tombol-tombol yang terpasang, meja samping tempat tidur, rangka tempat tidur dan benda-benda lain di sekitar pasien yang sering terbuat dari logam atau plastik," kata Kampf.

Riset dilakukan terhadap sejumlah virus corona selain COVID-19 tapi para penelitinya merasa perlu segera mempublikasikan temuan dengan alasan, bisa saja hal sama berlaku untuk virus baru itu. "Virus corona yang berbeda dianalisis, dan hasilnya semua sama," kata ahli virus, Eike Steinmann, dari Leibniz University Hanover, Jerman.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

32 menit lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

6 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

9 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

20 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya