Peneliti Australia Petakan Respons Imun Terhadap Virus Corona

Rabu, 18 Maret 2020 17:14 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dari Australia's Peter Doherty Institute for Infection and Immunity telah mengambil langkah penting dalam memahami virus corona dengan memetakan respons imun dari salah satu pasien COVID-19 pertama negara itu. Langkah tersebut dianggap penting dalam mengembangkan vaksin dan pengobatan untuk virus tersebut.

Para ilmuwan memeriksa hasil darah dari seorang wanita tak disebutkan namanya berusia 40-an tahun, dan menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh manusia merespons virus corona dengan cara yang sama seperti melawan flu. Temuan ini membantu para ilmuwan memahami mengapa beberapa pasien pulih sementara yang lain mengalami masalah pernapasan yang lebih serius.

Katherine Kedzierska, ilmuwan yang ikut serta dalam penelitian menerangkan, orang-orang dapat menggunakan metode hasil penelitiannya untuk memahami tanggapan kekebalan dalam proses pengamatan prospektif, survei prospektif (kohort) terhadap COVID-19 yang lebih besar.

"Dan juga memahami apa yang kurang pada mereka yang memiliki hasil yang fatal," kata Katherine yang merupakan profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Melbourne, seperti dikutip laman Aljazeera, baru-baru ini.

Ketika para peneliti memantau respons kekebalan pasien Australia, mereka dapat memprediksi secara akurat kapan dia akan pulih. Pasien yang diteliti para ilmuwan itu adalah warga negara Australia yang dievakuasi keluar dari Wuhan, Provinsi Hubei, pusat dari wabah virus corona di Cina.

Advertising
Advertising

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan penelitian itu tentang pelacakan cepat vaksin dengan mengidentifikasi kandidat mana yang paling mungkin berhasil. "Ini juga tentang terapi dan perawatan potensial yang melacak dengan cepat untuk pasien yang sudah memiliki virus corona," kata Hunt.

Setidaknya lebih dari selusin pembuat obat di seluruh dunia sedang mengerjakan vaksin atau pengobatan antivirus dan lainnya untuk mencegah penularan yang menyebar cepat. Namun, biaya investasi untuk vaksin bisa mencapai US$ 800 juta dalam proses yang, bahkan jika dipercepat, kemungkinan akan memakan waktu lebih dari satu tahun sampai adanya persetujuan.

ALJAZEERA

Berita terkait

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

3 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

2 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

2 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya