Corona Menyebar di Udara Berbentuk Aerosol, Dokter: Pakai N95

Senin, 23 Maret 2020 17:58 WIB

Sebuah pesan yang bertuliskan masker dan N95 habis, saat terpampang di kaca pintu toko peralatan medis di Manila, Filipina, 31 Januari 2020. REUTERS/Eloisa Lopez

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa virus corona COVID-19 dapat bertahan di udara dalam partikel yang dikenal sebagai aerosol. Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahaban Erlina Burhan menerangkan, aerosol terjadi hanya ketika petugas kesehatan melakukan pemeriksaan.

Menurutnya, aerosol tidak terjadi di tempat umum, karena yang menghasilkan aerosol hanya terjadi di fasilitas perawatan medis. “Untuk mencegah pada saat terjadi aerosol ya sebaiknya memakai masker N95, fasilitas petugas kesehatan harus ditingkatkan untuk pencegahan penularan,” ujar dia melalui sambungan telepon, Senin, 23 Maret 2020.

Sebelumnya penelitian mengungkapkan, virus corona SARS-CoV-2 dapat bertahan hidup di udara selama beberapa jam dalam partikel halus aerosol. Penelitian itu juga menyebutkan, COVID-19 dapat dideteksi hingga 3 jam setelah aerosolisasi dan dapat menginfeksi sel sepanjang periode waktu itu.

Erlina yang juga peneliti dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan, aerosol hanya terjadi di situasi khusus. “Itu (aerosol) bukan sesuatu yang terjadi begitu saja, hanya berlaku untuk petugas (kesehatan),” kata dia menegaskan.

Penelitian itu pertama kali diposting 10 Maret di database preprint medRxiv, masih merupakan penelitian awal, karena belum mengalami peer-review yang luas. Para peneliti menerima komentar dari satu jurnal ilmiah prospektif, dan memposting versi terbaru dari penelitian pada 13 Maret yang mencerminkan revisi.

Dengan asumsi hasil awal ini, transmisi aerosol dari SARS-CoV-2 tampaknya masuk akal, tulis para penulis - tetapi beberapa pertanyaan kunci tetap tidak terjawab. Salah satu peneliti yang merupakan mahasiswa pasca sarjana dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi dari Universitas Princeton, Dylan Morris, menjelaskan penelitiannya menjadi sesuatu yang bisa dimodelkan di masa depan.

Advertising
Advertising

"Kami masih belum tahu seberapa tinggi konsentrasi SARS-CoV-2 yang layak dalam praktek untuk menginfeksi manusia," tutur Morris kepada Live Science melalui email.

Menurut Morris, aerosolisasi kemungkinan terjadi dalam pengaturan perawatan kesehatan, dan tidak terjadi dalam kondisi sehari-hari yang umum. Selama wabah SARS pada 2002-2003, aerosol mendorong serangan penyebaran virus yang parah dalam pengaturan perawatan kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sedang mempertimbangkan tindakan pencegahan melalui udara untuk staf medis setelah studi itu muncul. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, pada hari Senin, 16 Maret 2020 mengatakan, virus corona diketahui ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian besar melalui bersin atau batuk.

Menurutnya, sangat penting bahwa petugas kesehatan mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika bekerja pada pasien dan melakukan beberapa prosedur. “Ketika Anda melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti di fasilitas perawatan medis, Anda memiliki kemungkinan melakukan aerosolisasi partikel-partikel ini, yang berarti virus dapat tinggal di udara sedikit lebih lama,’ katanya menambahkan.

Berita terkait

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

21 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

24 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya