COVID-19, Studi Prediksi Gelombang Kematian di AS Hingga Juli

Senin, 30 Maret 2020 10:34 WIB

Meme kondisi jalan tol yang lengang di Atlanta, Amerika Serikat yang mirip poster serial The Walking Dead. Kota Atlanta meminta warganya untuk kerja di rumah untuk menekan penularan virus corona. 9gag/Twitter-Lori Kristen

TEMPO.CO, Jakarta - Analisis dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington, Amerika Serikat, memperkirakan penyakit virus corona 2019 atau COVID-19 akan membunuh lebih dari 81 ribu orang di negeri itu selama empat bulan ke depan. Penelitian itu juga mencemaskan jumlah korban jiwa bisa dua kali lipat daripada angka itu jika tindakan pencegahan seperti pembatasan aktivitas sosial (social distancing) selesai terlalu cepat.

Puncak kematian diperkirakan terjadi pada pekan kedua April nanti. Sedang di negara-negara bagian yang penyebarannya lebih lambat kemungkinan COVID-19 masih akan menyebabkan kematian hingga Juli. Hasil akhirnya, jumlah korban meninggal secara nasional bisa mencapai 162 ribu.

"Pelajaran utamanya adalah social distancing harus dijaga lebih lama dari yang diperkirakan dan hanya bisa santai jika Amerika dapat lebih efektif menguji dan mengkarantina orang sakit," ujar Christopher Murray, direktur Institute for Health Metrics, yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip laman New York Post, Jumat, 27 Maret 2020.

Penelitian menggunakan data dari pemerintah, rumah sakit dan sumber lain. Menurut Murray, perkiraan 81 ribu kematian adalah angka yang sudah sangat mengkhawatirkan. "Lintasan pandemi akan berubah, dan secara dramatis menjadi lebih buruk jika orang santai dengan menjauhkan diri dari tindakan pencegahan," kata Murray.

Bahkan dengan penguncian kota (lockdown) dan menjaga jarak sosial (social distancing) pun, Murray menambahkan, jumlah pasien virus corona di seluruh negara itu sudah akan membanjiri rumah sakit dan pasokan tempat tidur akan sangat dibutuhkan. "Permintaan untuk layanan kesehatan akan melebihi kapasitas tempat tidur yang tersedia, dan khususnya tempat tidur ICU," kata Murray.

Seorang pasien positif virus corona atau Covid-19 dibawa oleh petugas medis menuju ambulans di Manhattan, New York, 26 Maret 2020. Kasus positif virus corona di Amerika Serikat mencapai 104.686 kasus dengan 1.689 kematian. REUTERS/Carlo Allegri

Advertising
Advertising

Menurutnya, akan terjadi kekurangan lebih dari 64 ribu tempat tidur di seluruh Amerika, "Dan sekitar 17 ribu di ICU diperlukan selama puncak pandemi."

Amerika Serikat telah melaporkan sekitar 142.356 kasus terinfeksi COVID-19 dan 2.493 kematian sejak Januari. Sementara secara global, virus yang pertama kali mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, itu telah menginfeksi lebih dari setengah juta orang.

NEW YORK POST | JOHNS HOPKINS UNIVERSITY

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

57 menit lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

1 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

11 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

16 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

17 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

20 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya