Terobosan Amerika, Masker N95 Bisa Dipakai Ulang Petugas Medis

Rabu, 1 April 2020 11:12 WIB

Kesibukan petugas medis saat mengevakuasi pasien suspect virus Corona di Pelabuhan Miami, Florida, AS, 26 Maret 2020. Hingga Jumat (27/3) pagi, peta penyebaran Covid-19 menunjukkan jumlah pasien Corona di AS mencapai 85.505 orang. Jumlah itu melampaui total pasien Corona di Cina, yaitu 81.782 orang. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengumumkan terobosan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) yang akan memungkinkan petugas medis mensterilkan masker N95 yang saat ini pasokannya sangat terbatas. Mesin-mesin dari perusahaan berbasis di Ohio, Battelle, dapat mensterilkan 120 ribu masker setiap hari.

Trump mengarahkan FDA untuk memberi Battelle lampu hijau setelah Gubernur Ohio Mark DeWine mengabarkan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan persetujuan. "Aku sudah bertanya, kenapa kita membuang masker ini?" ujar Trump, seperti dikutip laman New York Post, Senin 30 Maret 2020.

Perawat dan dokter telah meminta untuk memperbanyak masker N95. Ini terkait kekhawatiran bahwa mereka telah mempertaruhkan hidup untuk merawat pasien yang terinfeksi virus penyebab COVID-19 tanpa perlindungan yang sesuai.

Masker P2/N95. Directindustry.de

Pengumuman itu bersamaan dengan desakan Trump agar proses pemeriksaan massal kasus COVID-19 bisa dilakukan lebih cepat lagi. Amerika Serikat kini beralih menjadi negara penyumbang kasus infeksi terbesar di dunia dengan angka kematian yang juga terus bertambah karena pandemi virus penyebab pneumonia akut itu.

Advertising
Advertising

Menjawab desakan itu Komisaris FDA, Stephen Hahn, mengumumkan alat pengujian yang bisa memberi hasil dalam lima menit. Alat akan tersedia di klinik dokter, instalasi gawat darurat, dan tempat tes drive-through bulan depan.

Menurut Hahn, proses penggunaan alat tersebut sama seperti tes untuk flu atau radang di mana pasien yang ingin diperiksa datang ke klinik kesehatan. "Anda bisa mendapatkan jawaban dalam beberapa menit setelah tes ini dilakukan," kata Hahn.

Perangkat itu diproduksi oleh Abbott Laboratories yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat. Hahn menerangkan, biasanya produksi akan memakan waktu 12 bulan untuk datang sampai ke pasar, tapi dukungan FDA dan pemerintah membuat yang satu ini jauh lebih cepat.

NEW YORK POST

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

1 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

11 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

15 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

16 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

17 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

19 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya