Penelitian: Pasien Golongan Darah O Lebih Kuat Hadapi COVID-19

Kamis, 2 April 2020 10:51 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti di seluruh dunia sedang berusaha mengungkap apakah variasi DNA di antara manusia mempengaruhi seberapa rentan individu terhadap infeksi virus corona COVID-19. Mereka mengumpulkan data pengkodean genetik dan perbedaannya dari para pasien infeksi virus itu.

Inisiatif yang disebut Genetika Host Global COVID-19 itu dipimpin oleh Andrea Ganna, ahli genetika di Institute of Molecular Medicine Finland, University of Helsinki, Finlandia. Dia dan timnya membandingkan pasien dengan infeksi ringan dengan mereka yang memiliki kasus parah.

"Saya mengharapkan gen kerentanan pertama akan teridentifikasi dalam beberapa bulan. Kami melihat ada begitu besar perbedaan dari hasil berbagai uji klinis di banyak negara," kata Ganna, seperti dikutip dari laman South China Morning Post, 1 April 2020.

Menurutnya, seberapa banyak perbedaan hasil uji itu yang bisa dijelaskan oleh kerentanan genetik menjadi pertanyaan yang sangat terbuka saat ini. Data hasil uji itu telah dipublikasikan dalam jurnal American Association for Advancement of Science.

Penelitian termasuk melihat variasi pengkodean gen untuk enzim konversi angiotensin 2 (ACE2)--enzim pada permukaan sel agar virus corona 2019 itu bisa menginfeksinya. Serta perbedaan antigen leukosit manusia, gen yang mempengaruhi bagaimana sistem kekebalan merespons virus.

Yosuke Tanigawa dan Manuel Rivas dari Stanford University, Amerika Serikat, yang juga terlibat dalam Inisiatif Genetika Host, mempelajari data dari UK Biobank untuk melihat data antigen leukosit dan golongan darah itu. Hasilnya, limfosit atau sel darah putih mungkin memainkan peran dalam kerentanan terhadap infeksi virus dan perkembangan penyakit virus corona 2019.

Studi tim peneliti ini juga menemukan pengurangan risiko infeksi yang signifikan pada orang dengan golongan darah O. Ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti di Cina.

Penelitian terhadap 2.173 pasien dari tiga rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen menemukan tingkat infeksi lebih tinggi dan gejala lebih parah pada pasien dengan golongan darah A. Sedang mereka yang bergolongan darah O memiliki tingkat infeksi serius lebih rendah.

"Ini adalah pengamatan pertama dari hubungan antara golongan darah ABO dan COVID-19," kata Jiao Zhao dari Southern University of Science and Technology saat menuliskan hasil penelitian itu di Medrxiv.org, minggu lalu. Namuan dia juga menambahkan, "Harus ditekankan bahwa ini adalah studi awal dengan keterbatasan."

Pandemi virus corona yang pertama kali menyebar dari Cina akhir tahun lalu telah merusak sistem kesehatan dan mendorong penguncian banyak kota di dunia. Negara-negara dengan kasus infeksi terbanyak hingga saat ini adalah Amerika Serikat, Italia, Spanyol, dan Cina.

SCIENCE | SOUTH CHINA MORNING POST | AMERICAN ASSOCIATION FOR ADVANCEMENT OF SCIENCE

Advertising
Advertising

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

17 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya