WHO: Penelitian Vaksin dan Obat Virus Corona Dipercepat

Rabu, 8 April 2020 07:33 WIB

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa penelitian pengembangan vaksin dan obat untuk melawan virus corona telah dipercepat.

Menurutnya, lebih dari 70 negara bergabung dengan WHO untuk uji coba penelitian perawatan efektif dan 20 lembaga mengembangkan vaksin.

"Genom virus dipetakan pada awal Januari dan dibagikan secara global yang memungkinkan tes dikembangkan dan penelitian vaksin dimulai," kata Tedros di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, seperti dikutip laman CNBC, Senin, 6 April 2020.

Tedros mengatakan WHO akan segera mengumumkan sebuah inisiatif untuk percepatan pengembangan dan distribusi vaksin yang adil. Dia berujar, akan menyusun mekanisme dan menunjuk orang-orang senior dari utara dan selatan yang merinci bagaimana mereka dapat mempercepat produksi.

"Tetapi pada saat yang sama bagaimana mereka dapat memastikan distribusinya yang adil," kata Tedros. "Ketika vaksin atau obat siap, kita harus dapat mengirimkannya ke seluruh dunia. Seharusnya tidak ada kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin."

Sementara itu, negara bagian New York bulan lalu memulai uji klinis skala besar pertama pada hydroxychloroquine sebagai pengobatan yang memungkinkan untuk virus corona. Pengujian dilakukan setelah badan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan proses persetujuan yang cepat.

Presiden Amerika Donald Trump mengatakan chloroquine dan hydroxychloroquine dapat menjadi 'game-changer', meskipun belum melalui uji klinis yang ketat untuk melawan COVID-19. Trump bulan lalu mengarahkan FDA untuk memeriksa apakah obat itu dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati virus corona.

Chloroquine telah mendapatkan banyak perhatian setelah penelitian kecil terhadap 36 pasien COVID-19 yang diterbitkan pada 17 Maret di Prancis menemukan sebagian besar pasien yang memakai obat itu mengatasi virus corona jauh lebih cepat daripada kelompok yang tidak.

Pekan lalu, WHO mengatakan penelitian awal menunjukkan bahwa beberapa obat mungkin memiliki dampak dalam melawan virus corona. Tapi data itu sangat awal dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apakah pengobatan itu dapat melawan COVID-19.

Menurut Mike Ryan, direktur eksekutif WHO, ada beberapa data awal dari studi nonrandomized, studi observasional, yang menunjukkan beberapa obat dan koktail obat yang mungkin memiliki dampak. Ryan menerangkan, obat tersebut dapat mempengaruhi lama penyakit, beberapa mungkin berdampak pada tingkat keparahan penyakit dan dosis obat.

"Kami tidak pernah memiliki kelompok pembanding di mana kami memiliki pendekatan acak untuk pengobatan dengan obat atau tidak dengan obat," tutur Ryan. Sambil menambahkan, "Agar kami jelas, karena tidak ada terapi atau obat yang terbukti efektif melawan COVID-19."

CNBC | WHO

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

2 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya