Cerita Kluster-kluster Penularan COVID-19 di Berbagai Negara

Reporter

Terjemahan

Jumat, 10 April 2020 06:00 WIB

Pengunjung menikmati hari yang cerah di pantai Bondi meskipun meluasnya wabah pandemik virus corona atau COVID-19 di Sydney, Australia, 20 Maret 2020. REUTERS/Loren Elliott

TEMPO.CO, Jakarta - Gangelt di Distrik Heinsberg, Jerman sebelah barat, dituding telah membuka jalan bagi penyakit virus corona 2019 alias COVID-19 mewabah di negeri itu. Per Kamis ini, 9 April 2020, Jerman tercatat sebagai negara keempat terbesar penyumbang jumlah kasus penyakit itu di dunia setelah Amerika Serikat, Spanyol, dan Italia.

Sebagian warga di Jerman marah atas pesta karnaval yang digelar kota itu pada pertengahan Februari lalu. Sebanyak tujuh orang peserta pesta itu terkonfirmasi COVID-19 dan seorang di antaranya menjadi pasien pertama di Jerman yang harus mendapatkan perawatan intensif.

Sejak itu Gangelt dan Heinsberg berkembang menjadi episentrum penularan penyakit virus corona 2019 di Jerman. Hingga saat ini, berdasarkan peta penularan global yang dibuat Johns Hopkins University, Jerman mencatatkan 113 ribu kasus COVID-19 dan sebanyak 2.100 di antaranya meninggal.

Para ilmuwan menyimpulkan kalau pesta-pesta dari kerumunan orang seperti yang terjadi di Gangelt telah berperan besar terhadap cepatnya wabah virus itu meluas. Di awal merebaknya epidemi di Cina, sebuah pesta jamuan makan di Distrik Baibuting, Wuhan, juga berperan yang sama. Atau kegiatan tabligh akbar di Sri Petaling, Malaysia, pada awal Maret.

"Acara-acara massa adalah peluang sempurna untuk virus ini menyebar," kata Niki Popper, matematikawan di Technical University, Wina, Austria, seperti dikutip dari Guardian.

Advertising
Advertising

Peran pesta dan karnaval sebagai kluster-kluster penularan itu bisa ditemui di lebih banyak negara. Di Amerika Serikat, misalnya, festival tradisional Mardi Gras diduga telah menjadi katalis untuk penularan lebih luas virus yang sama di New Orleans.

Peserta berdandan seperti Donald Trump saat merayakan Karnaval Mardi Gras di lingkungan Bangsal ke-6 Treme di New Orleans, AS, 13 Februari 2018. Festival Mardi Gras dirayakan di beberapa tempat di Eropa, Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Karibia. Kota penyelenggara yang terkenal ialah Louisiana (AS), Rio de Janeiro (Brasil) dan Venesia (Italia). AP Photo

Hanya berselang beberapa minggu setelah festival yang digelar 25 Februari itu, tepatnya pada 20 Maret, Wali Kota New Orleans mengeluarkan perintah 'di rumah saja' untuk warga kota itu yang segera disusul penutupan seluruh sekolah dan tempat-tempat non bisnis.

Kematian pertama di kota itu akibat COVID-19 terjadi pada 13 Maret dan per 22 Maret sudah ada 837 kasus di Lousiana yang 70 persen di antaranya terkluster di New Orleans. Pada 1 April lalu, angka kematiannya sudah 273 orang.

"Mardi Gras adalah badai yang sempurna karena menyediakan kondisi yang sempurna untuk virus corona itu bisa menyebar," kata Rebekah Gee, kepala divisi layanan kesehatan di Universitas Negara Bagian Lousiana.

<!--more-->

Di Australia, sebanyak 30 orang termasuk wisatawan kelas backpacker juga terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menghadiri pesta di sebuah paviliun di Pantai Bondi pada 15 Maret lalu. Pesta itu terjadi pada malam sebelum pemerintah setempat mengeluarkan aturan yang melarang lebih dari 500 orang berkumpul.

“Satu pola yang kami lihat di berbagai lokasi di dunia adalah di manapun ada acara pesta, menyanyi dan menari, penularan virus akan terjadi lebih luas,” kata Hendrik Streeck, profesor virologi di University of Bonn, Jerman.

Virus corona tidak cuma membayangi pesta dan karnaval. Acara ziarah 2.500 jemaat yang berkumpul di Gereja Porte Ouvere di Bourtzwiller, Distrik Mulhouse, Alsace, Prancis sebelah timur, pun 'dimangsa'.

Ribuan jemaat itu tidak datang dari Prancis saja. Mereka berkumpul untuk sembahyang dan berpuasa bersama 17-21 Februari lalu seperti halnya yang telah rutin dilakukan selama 25 tahun terakhir.

“Selama lima hari itu, para jemaat saling menyapa, cium pipi , dan bergandengan tangan," kata Nathalie Schnoebelen, jurubicara gereja itu. Namun Nathalie membantah gereja telah mengabaikan adanya wabah dengan mengatakan saat itu belum banyak kasusnya di Prancis.

Sebulan berselang dari agenda ribuan jemaat gereja itu, Prancis menerapkan penguncian wilayah secara nasional atau lockdown. Di antara 83 ribu kasus COVID-19 di Prancis saat ini, terselip nama Samuel Peterschmitt (pendeta utama yang juga putra dari Jean Peterschmitt, pendiri gereja Porte Ouvere).

Ribuan orang dari lingkungan Baibuting di Wuhan menghadiri jamuan Tahun Baru Imlek. SCMP.com/Ahandout

Seluruhnya, ada 18 orang dalam keluarga Samuel yang positif COVID-19. Ada juga dalam data nasional Prancis yakni seorang perawat anggota jemaat gereja yang sama yang menciptakan kluster 250 kasus infeksi baru di Rumah Sakit Universitas Strasbourg.

Dua orang pensiunan dan jemaat gereja yang sama pulang ke rumahnya di Ajaccio di Corsica. Kini di pulau di Laut Tengah itu sudah ada sedikitnya 26 kasus COVID-19 dan 21 orang meninggal karenanya.

Secara keseluruhan, per 8 Maret, ada sekitar 1.000 kasus virus corona yang terkait dengan acara para jemaah Gereja Porte Ouvere. Dan saat ini Mulhouse menjadi daerah paling terpukul oleh COVID-19 di Prancis.

GUARDIAN

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

5 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

11 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

2 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya