Data Virus Corona Indonesia, Dengar Curhat Peneliti

Jumat, 17 April 2020 08:06 WIB

Momen virus corona menginfeksi sel sehat dalam sampel di laboratorium di bawah perbesaran mikroskop dua juta kali oleh tim peneliti Oswaldo Cruz Foundation, Brazil. Dailymail

TEMPO.CO, Jakarta - Laman China National Center for Bioinformation (CNCB) 2019 Novel Coronavirus Resource (2019nCoVR) menyebutkan bahwa Indonesia sudah mengoleksi empat genom virus corona COVID-19. Data urutan gen virus itu dipandang sangat penting untuk mengetahui jenis, asal, dan mutasi virus yang beredar di Indonesia.

Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yang mengungkap perkembangan itu. Namun disayangkan pula bahwa data genom itu tak tersedia bagi para peneliti di luar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes).

Menurut, Sekretaris Jenderal ALMI, Berry Juliandi, para peneliti masih bertanya-tanya mengenai genom itu. “Tapi, sepertinya memang mereka (Balitbangkes) yang melaporkan (ke CNCB) karena mereka yang memiliki sampel tersebut. Namun datanya belum ada,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 16 April 2020.

Sejak diumumkannya kasus positif penyakit virus corona 2019 yang pertama pada 2 Maret 2020 lalu, data genom dan penanganan pasien belum bisa diakses. Dia mengatakan itu meski Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan Kemenkes membuka datanya untuk publik.

“Sampel sudah ada, yang belum ada data genomnya. Itu yang seharusnya sudah dipublikasikan bersama data genom virus di negara lain," kata Berry sambil menambahkan, "Seharusnya sudah dilakukan kalau melibatkan banyak peneliti di berbagai institusi."

Advertising
Advertising

Dosen di Departemen Biologi IPB University itu mengatakan, di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memang sudah ada tim pakar dan peneliti yang terlibat. Namun, Berry mengimbau desentralisasi pekerjaan dan keterbukaan untuk partisipasi bagi seluruh ilmuwan yang ingin membantu.

Berry menyebutkan bahwa banyak sekali peneliti Indonesia yang mampu dan mau terlibat namun mereka mengalami kesulitan untuk bergabung karena birokrasi dan kurangnya keterbukaan dalam perekrutan. "Saat ini birokrasi tersebut seharusnya dipangkas dan dipermudah demi kemajuan bersama,” kata dia.

Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Surabaya, Chairul Anwar Nidom, pernah mengungkap keluhan itu. Dia mengaku kesulitan untuk mendapatkan sampel virus corona untuk dia teliti lebih lanjut.

Dia mengibaratkan, saat ini di Indonesia hanya ramai di opini yang tidak jelas ujung pangkalnya dan tidak ada tindakan nyata. “(Untuk dapat sampel) kami bingung, apakah bersurat kepada presiden langsung, kepala BNPB, Menkes atau ke kepala Balitbangkes, kami belum pernah tahu regulasinya,” ujar Nidom yang juga Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin di Profesor Nidom Foundation (PNF) itu.

Dia menceritakan, prosesnya berbeda dengan pada saat dia aktif dalam riset wabah virus yang muncul sebelumnya seperti flu burung, flu babi, zika, dan MERS. Dalam menangani COVID-19, Nidom menilai, Indonesia terlalu fokus pada mitigasi akibat dari wabah, tidak ke penelitian dan riset terkait dengan virus.

Jadi saat ini, lulusan dokter hewan IPB University itu melanjutkan, butuh keterbukaan akses sumber virus selain sumber informasi. Menurutnya, harus ada fairness terhadap potensi semua anak bangsa. “Kami butuh informasi atau regulasi untuk permintaan virus tersebut, syaratnya apa. Jangan hanya fokus pada lockdown, PSBB, dan disinfektan saja,” kata Nidom.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT di IPB University, Sebagian Peserta Harus Parkir Terpisah dan Naik Bus Ini

3 hari lalu

UTBK SNBT di IPB University, Sebagian Peserta Harus Parkir Terpisah dan Naik Bus Ini

IPB University menjadi salah satu pusat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2024.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 16.627 Peserta Akan Ikuti UTBK-SNBT IPB University, Panitia Ingatkan Ini

3 hari lalu

Sebanyak 16.627 Peserta Akan Ikuti UTBK-SNBT IPB University, Panitia Ingatkan Ini

16.627 peserta akan ikuti UTBK-SNBT di IPB University pada 30 April 2024, 02 - 07 Mei 2024 dan 14 - 20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya