Lockdown COVID-19 Bisa Sebabkan 7 Juta Kehamilan Tak Diharapkan

Reporter

Terjemahan

Kamis, 30 April 2020 07:49 WIB

Foto udara menunjukkan jalanan Champs Elysee Avenue yang sepi di Paris saat lockdown untuk memperlambat penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Prancis, Jumat, 3 April 2020. REUTERS/Pascal Rossignol

TEMPO.CO, Jakarta - Penguncian (lockdown) kota-kota bahkan negara serta disrupsi besar terhadap layanan kesehatan karena pandemi COVID-19 bisa berdampak tujuh juta kehamilan yang tidak diinginkan di beberapa bulan ke depan. Badan PBB untuk Dana Masyarakat (UNFPA) dan mitranya memperkirakan itu bila situasi global tak berubah sampai enam bulan.

“Data baru ini menunjukkan dampak bencana COVID-19 yang bisa segera dirasakan perempuan secara global,” kata Direktur Eksekutif UNFPA, Natalia Kanem, seperti dikutip dari UN News, Selasa 28 April 2020.

Bukan hanya kehamilan yang tidak diinginkan, lompatan jutaan kasus baru kekerasan berbasis gender dan praktik berbahaya lainnya juga bisa terjadi sepanjang krisis kesehatan sekarang. Ini terutama untuk mereka yang berada di negara-negara miskin dan berkembang.

“Pandemik memperdalam ketidaksetaraan, dan jutaan perempuan berisiko kehilangan kemampuan merencanakan keluarga serta melindungi tubuh dan kesehatan mereka,” kata Kanem menambahkan.

Menurut data UNFPA dan mitranya, secara global, ada sekitar 450 juta perempuan di 114 negara berkembang dan miskin menggunakan alat kontrasepsi. Mereka memprediksi bila gangguan layanan kesehatan dan lockdown terus terjadi hingga enam bulan, sebanyak 47 juta perempuan di negara-negara itu mungkin tak akan bisa mengakses kontrasepsi modern. Buntutnya, sekitar tujuh juta kehamilan yang tidak diharapkan terjadi.

UNFPA juga mengatakan akan ada 31 juta kasus tambahan kekerasan berbasis gender selama periode yang sama. Pandemik juga akan mempengaruhi program pencegahan mutilasi genital perempuan, dan para pakar memperkirakan dua juta kasusnya akan muncul sepanjang satu dekade ke depan. Serupa itu, akan ada penambahan 13 juta pernikahan anak di dekade ini.

Advertising
Advertising

Riset saat pandemi COVID-19 ini dilakukan UNFPA berkolaborasi dengan Avenir Health, Johns Hopkins University di AS, dan Victoria University di Australia. COVID-19 dipandang berdampak besar terhadap perempuan seiring dengan sistem kesehatan yang kepayahan dan banyak fasilitas ditutup, atau hanya menyediakan jasa sangat terbatas. Pada saat yang bersamaan, banyak permpuan juga terpaksa melewati pemeriksaan medis penting untuk kekhawatiran infeksi virus corona COVID-19.

Disrupsi ke rantai supai global juga bisa membimbing kepada kelangkaan alat kontrasepsi, sementara kekerasan berbasis gender sudah lebih dulu meningkat berdasarkan laporan UN News awal bulan ini.

UNFPA bekerja dengan mitra dan pemerintahan negara-negara untuk memprioritaskan kebutuhan perempuan usia reproduksi selama pandemi ini. Badan PBB itu berusaha memperkuat sistem kesehatan, penyembuhan dan suplai kebutuhan untuk melindungi tenaga medis, memastikan akses untuk kesehatan seksual dan reproduktif, dan promosi komunikasi risiko dan keterlibtan komunitas. “Hak dan kesehatan reproduksi perempuan harus dikawal dengan segala cara,” kata Kanem.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

12 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

1 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

2 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

4 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

4 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

5 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

5 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya