Besok Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid, Begini Cara Melihatnya

Senin, 4 Mei 2020 16:34 WIB

Pemandangan hujan meteor Lyrid yang terlihat si sebelah Memorial to the Cavalier and Horse Guard di ladang Borodino di luar Mozhaysk, Rusia, 22 April 2020. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Puncak hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi Selasa dini hari, 5 April 2020. Fenomena langit itu berasal dari puing-puing Komet Halley yang menciptakan dua hujan meteor, salah satunya Eta Aquarid, dan Orionid.

Mengutip laman Kxan, Minggu, 3 April 2020, hujan meteor tersebut terjadi ketika Komet Halley mengelilingi Matahari. Panas dari Matahari memungkinkan es komet meleleh dan menumpahkan potongan debu, batu dan gas secara perlahan di bagian belakangnya. Bumi pertama memotong jalur puing-puing itu pada akhir April dan Mei.

Partikel komet kecil itu biasanya memiliki ukuran butiran pasir dan kerikil, akan menabrak atmosfer atas Bumi dengan kecepatan hampir 150.000 mil per jam. Saat serpihan kecil komet ini menguap, mereka akan menciptakan garis-garis yang terlihat di langit malam dan membentuk hujan meteor Eta Aquarid.

Tahun ini, hujan meteor Eta Aquarid berlangsung mulai dari 19 April hingga 28 Mei, dengan puncaknya 5 Mei. Hujan meteor ini akan terlihat di seluruh dunia, tapi akan lebih menonjol di langit belahan Bumi selatan.

Ketika hujan meteor Eta Aquarid terjadi, siapapun bisa menyaksikan indahnya garis-garis cahaya di langit malam dengan 20 hingga 40 meteor per jamnya. Di garis lintang utara-tengah, akan menghasilkan 10 meteor per jam. Namun, beberapa meteor juga akan melintas Senin malam, 4 Mei 2020, setelah matahari terbenam.

Advertising
Advertising

Tidak seperti beberapa meteor tahunan lainnya yang sejarahnya dapat ditelusuri kembali selama ratusan atau ribuan tahun, Eta Aquarids secara resmi tidak ditemukan sampai akhir abad ke-19.

Pada tahun 1870, ketika berlayar di Laut Mediterania, Letnan Kolonel GL Tupman melihat 15 meteor pada pagi hari tanggal 30 April, dan 13 lainnya beberapa pagi kemudian. Semua meteor tampaknya berasal dari rasi bintang Aquarius.

Kemudian pada tahun 1876, Profesor Alexander Stewart Herschel menyimpulkan bahwa orbit Komet Halley hampir bertepatan dengan orbit Bumi sekitar 4 Mei. Jika menemukan puing-puing komet yang mampu menghasilkan meteor, garis-garis cahaya itu berasal dari sekitar Aquarius, demikian dikutip laman Space.

Namun, akan ada halangan untuk melihatnya. Kondisi bulan terang yang lebih dari 80 persen penuh bisa menghalangi indahnya meteor Eta Aquarids—karena bulan purnama akan muncul pada 7 Mei. Untuk memaksimalkan menonton, pastikan untuk menghindari polusi cahaya lampu sebanyak mungkin.

KXAN | SPACE

Berita terkait

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

24 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

28 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

31 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

45 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

53 hari lalu

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

26 Februari 2024

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

29 Januari 2024

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

Pulihnya perangkat dan panel surya SLIM akibat perubahan arah sinar matahari di bulan.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

22 Januari 2024

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

Panel surya macet, wahana antariksa Jepang SLIM di Bulan bergantung masa hidup baterai. Saat ini sudah hilang sinyal.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

20 Januari 2024

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

Mengapa misi pendaratan 'penembak jitu di bulan' Jepang penting?

Baca Selengkapnya