Epidemiolog: Jika PSBB Mei Berhasil, Kurva Covid-19 Bisa Landai

Selasa, 12 Mei 2020 14:47 WIB

Petugas memeriksa kelengkapan surat tugas pengendara motor yang masuk wilayah Tangerang Selatan saat pemeriksaan pelaksanaan PSBB di Ciputat, Senin, 11 Mei 2020. PSBB di wilayah Tangerang telah dimulai pada 18 April 2020 lalu dan kini memasuki hari ke-23. Tempo/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli epidemiologi Iqbal Elyazar menilai rencana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini kurang tepat. Menurutnya, kondisi sekarang masih dilematis. Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa kebijakan PSBB adalah pilihan.

Dalam video konferensi yang digelar oleh Koalisi Warga untuk Lapor Covid-19, Iqbal menerangkan optimalisasi PSBB saat ini masih harus dilakukan, intinya mobilitasnya yang dibatasi. Menurut data yang dia dapat, sebagian besar masyarakat sekitar 50-70 persen sudah mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Nah ini momentum, harus dipertahankan. Saya masih optimistis jika Mei ini PSBB bisa berhasil, kurva kasus Covid-19 bisa dilandaikan,” ujar dia Senin, 11 Mei 2020.

Kabar pelonggaran PSBB ini berawal dari Kementerian Perhubungan yang sedang merampungkan aturan turunan dari Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 yang memuat mekanisme larangan mudik.

Aturan itu nantinya akan melonggarkan penumpang dengan kepentingan bisnis atau dengan tujuan non-mudik untuk melakukan perjalanan ke wilayah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan zona merah.

Advertising
Advertising

Menurut Iqbal, yang juga Peneliti Eijkman-Oxford Clinical Research Unit, seharusnya bulan puasa dijadikan sebagai momentum untuk merefleksikan diri, untuk memastikan virus tidak menyebar lebih banyak. “Jadi harus menahan diri,” katanya.

Ahli epidemiologi dari Universitas Padjadjaran Panji Hadisoemarto mengatakan, belum saatnya aktivitas ekonomi kembali dibuka sekarang. Menurutnya, pelonggaran PSBB tidak bisa dilakukan sampai dengan kasus aktif menurun.

“Minimal, untuk Jakarta itu ada 10 kasus aktif, itu sudah aman. Yang kita tahu sekarang testing rate masih sangat rendah dan kasus aktif masih banyak,” tutur Panji. Jadi sangat beresiko jika mengembalikan aktivitas normal.”

Menurutnya, jika aktivitas ekonomi dibuka, maka harus dilakukan surveilans. “Ini bukan hanya dampaknya saja tapi bagaimana melonggarkan batasannya,” ujar Panji.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

20 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

10 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

10 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

12 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya