Swedia Catat Kematian Corona Teratas di Eropa Per Kapita Seminggu

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 20 Mei 2020 17:38 WIB

Sejumlah orang bersantai saat menikmati musim semi saat pandemi COVID-19 di taman Ralambshov , Stockholm, Swedia, 8 Mei 2020. Henrik Montgomery /TT News Agency/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Swedia mencatat kematian akibat virus corona terbanyak di Eropa per kapita selama tujuh hari yang berakhir Selasa, 19 Mei 2020, menurut data dari Our World In Data, sebuah publikasi penelitian online yang berbasis di University of Oxford.

Data itu -- pertama kali dilaporkan oleh Reuters -- menunjukkan bahwa Swedia rata-rata mencatat 6,25 kematian per hari per juta orang dari virus itu selama seminggu terakhir.

Secara relatif, Inggris rata-rata 5,75 kematian per hari per juta orang selama periode tujuh hari yang sama, Belgia rata-rata 4,6, Prancis rata-rata 3,49, dan Italia rata-rata 3, sebagaimana dikutip Business Insider, Selasa.

Meskipun Swedia mencatat jauh lebih sedikit kasus virus corona secara keseluruhan daripada negara-negara berpenduduk lebih banyak, seperti Italia dan Jerman, angka kematian akibat virus corona per kapitanya termasuk yang tertinggi di dunia.

Swedia tidak pernah mengeluarkan kebijakan isolasi resmi sebagai tanggapan terhadap pandemi virus corona. Sebaliknya, model virus corona negara ini bergantung pada tanggung jawab pribadi dan mendorong warga untuk tinggal di rumah ketika mereka sakit dan menjaga jarak sosial ketika berada di depan umum. Sebagian besar bisnis, restoran, bar, dan sekolah tetap buka, meskipun pertemuan lebih dari 50 orang dilarang pada akhir Maret.

Advertising
Advertising

Johan Giesecke, mantan kepala ahli epidemiologi Swedia yang sekarang menjadi penasihat kesehatan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah membela kebijakan Swedia dan mengatakan bahwa isolasi di seluruh negeri hanya menunda jumlah kasus dan kematian akibat virus corona yang tak terelakkan. "Sangat sedikit yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyebaran ini," tulisnya untuk jurnal medis Lancet awal bulan ini.

"Isolasi mungkin menunda kasus-kasus berat untuk sementara waktu, tetapi begitu pembatasan dilonggarkan, kasus-kasus akan muncul kembali," tulisnya.

"Saya memperkirakan ketika kita menghitung jumlah kematian akibat COVID-19 di setiap negara dalam satu tahun dari sekarang, angkanya akan sama, terlepas dari tindakan yang diambil," tambahnya.

Reuters mencatat bahwa angka kematian per kapita Swedia secara keseluruhan dari virus corona lebih kecil daripada beberapa negara, seperti Inggris dan Italia, yang telah memberlakukan isolasi.

Giesecke mengatakan kepada Business Insider bahwa kebijakan kontroversial Swedia belum berhasil dalam mengendalikan wabah COVID-19 di negara itu, tetapi akan berhasil di masa depan.

Dia meramalkan bahwa jumlah kasus Swedia dan jumlah kematian akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang, tetapi dia mengatakan negara itu "berada di lereng yang menurun." "Ketika negara-negara dengan isolasi terbuka, mereka akan mendapatkan peti-peti mereka," katanya.

BUSINESS INSIDER | REUTERS

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

23 jam lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

8 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

16 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

18 hari lalu

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

19 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya