Seorang murid mengikuti pelajaran bersama murid-murid lainnya secara daring memanfaatkan Aplikasi Zoom di sebuah rumah di El Masnou, Barcelona sebelah utara, Spanyol, 2 April 2020. Seperti di banyak lokasi di banyak negara lainnya, pembelajaran seperti itu dipilih selama wabah virus corona COVID-19. (ANTARA/ REUTERS/ Albert Gea/TM)
TEMPO.CO, Jakarta - Zoom Video Communications Inc. mengatakan membatasi pengguna baru di Cina. Dikutip dari Reuters, Kamis 21 Mei 2020, pengguna akun gratis di Cina daratan tetap bisa mengikuti konferensi video yang diadakan pengguna terdaftar.
Sementara itu, pengguna terdaftar dibatasi hanya untuk pelanggan korporat, yang mendaftar melalui perwakilan penjualan resmi. Diduga, Zoom ingin menghindari pengguna membanjiri platform tersebut.
"Paparan di Cina menjadi perhatian khusus di kalangan media, terutama setelah muncul laporan beberapa data dialihkan melalui server di Cina," kata Analis dari DA Davidson, Rishi Jaluria.
Nikkei melaporkan pembatasan akun Zoom individu di Cina karena 'persyaratan peraturan' di negara tersebut. Zoom juga sedang berada di bawah pengawasan Amerika Serikat dan Cina karena masalah perang dagang.
Zoom, yang popularitasnya meroket setelah era karantina akibat pandemi virus corona, mendapat banyak kritik dari pakar keamanan siber karena lemahnya keamanan dan privasi data. Maraknya serangkaian serangan siber yang mengganggu pengguna aplikasi itu melahirkan istilah zoombombing.