Heboh Trump Marah Besar dan Ancam Twitter, Ini yang Terjadi

Kamis, 28 Mei 2020 09:37 WIB

Donald Trump Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan meneken perintah eksekutif terhadap aplikasi media sosial. Pejabat Gedung Putih mengungkap itu sehari setelah Trump mengancam menutup platform yang ditudingnya tak memberi ruang kepada suara konservatif.

Pejabat yang berbicara kepada wartawan yang menyertai perjalanan Trump dari Florida ke Washington menumpang Air Force One, Rabu 27 Mei 2020, itu tak memberi keterangan lebih detil. Tapi, sebelum meninggalkan Flrorida, Trump kembali menuding Twitter Inc dan perusahaan aplikasi media sosial lainnya telah bias terhadap kalangan konservatif. Namun Trump tak menyertakan buktinya.

Belum jelas bagaimana Trump bisa merealisasikan ancamannya itu, menutup media sosial yang dimaksudnya. Ini karena amandemen pertama dari Konstitusi Amerika Serikat membatasi presidennya untuk bisa mengatur platform media sosial.

Twitter, saat diminta tanggapannya atas rencana Presiden Trump, menolak berkomentar. Raksasa media sosial lainnya, Facebook dan Google, juga memilih tak memberi pernyataan dengan tergesa-gesa.

Terpisah, majelis hakim di Mahkamah Konstitusi Amerika di Washington pada hari yang sama menolak gugatan kelompok konservatif terhadap Google, Facebook, Twitter, dan Apple untuk tuduhan berkonspirasi menekan pandangan politik dari kelompok mereka.

Advertising
Advertising

Perselisihan terbaru Trump dengan perusahaan media sosial muncul pada Selasa setelah Twitter untuk pertama kalinya memberikan peringatan pada beberapa unggahan Trump. Platform itu mendorong pembaca untuk memeriksa fakta mengenai unggahan yang diklaim sang presiden.

Twitter menunjuk (tagged) klaim Trump tentang electronic voting dengan metode mail-in voting. Berdasarkan hasil cekfakta, sang presiden dianggap keliru menyatakan bahwa surat suara di mail-in voting akan menuntun kepada kecurangan dan para memilik suara yang tidak sah.

Trump marah besar atas peringatan Twitter. "Partai Republik merasa bahwa Platform Media Sosial telah benar-benar membungkam suara-suara konservatif. Kami akan sangat mengendalikan mereka, atau bahkan menutupnya, untuk mencegahnya," cuit balasan Trump dalam akun Twitter resminya.

Trump, pemilik lebih dari 80 juta pengikut di platform itu menambahkan cuitannya: "Clean up your act, NOW!!!!"

Ancaman Trump itu tak pelak mengguncang saham Twitter dan Facebook pada Rabu. Ancaman itu memang yang terkiat dari yang menyertai perselisihan antara kelompok konservatif dengan Big Tech selama ini.

Pada tahun lalu, Gedung Putih sebenarnya telah menyodorkan draf perintah eksekutif tentang anti bias konservatif, namun tak mendapat dukungan. Asosiasi Internet, termasuk Twitter dan Facebook di dalamnya, membantah kalau plaform online bias politik. Sebaliknya, mengaku menawarkan, "lebih banyak orang kesempatan untuk didengar."

REUTERS | FOX NEWS


Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

5 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

7 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

9 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

14 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

16 hari lalu

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

Elon Musk, CEO platform media sosial X, pada Senin mengusulkan biaya langganan bagi pengguna baru

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

23 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya