Epidemiolog: Angka Kesembuhan Covid-19 Indonesia Makin Meningkat

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 15 Juni 2020 12:50 WIB

Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah dalam tangkapan layar akun Youtube BNPB Indonesia saat menayangkan bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang diikuti di Jakarta, Senin, 15 Juni 2020. Kredit: ANTARA/Dewanto Samodro

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dan informatika penyakit menular Dewi Nur Aisyah mengatakan tingkat kesembuhan penderita Covid-19 di Indonesia semakin meningkat.

"Saat ini angka kesembuhan Covid-19 di Indonesia semakin meningkat dari hari ke hari. Memang di awal angka meninggal dunia terkesan tinggi bila dibandingkan jumlah kasus, namun itu karena pengaruh jumlah spesimen yang diperiksa yang masih sedikit," kata Dewi dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Senin, 15 Juni 2020.

Berdasarkan hasil analisis terhadap sejumlah kasus, pasien Covid-19 yang memiliki fatalitas tinggi hingga meninggal dunia biasanya karena memiliki komorbit atau penyakit penyerta.

"Misalnya penyakit ginjal, dari hasil analisis diketahui berisiko tertular Covid-19 dengan fatalitas tinggi. Begitu juga seseorang yang memiliki imunitas rendah, misalnya karena HIV, lupus, dan lain-lain," jelasnya.

Menurut Dewi, data mengenai Covid-19 sangat dinamis, berbeda dengan data penyakit lain seperti hipertensi atau diabetes melitus.

Advertising
Advertising

"Bicara angka, misalnya pada penyakit hipertensi atau diabetes, jumlahnya akan terus bertambah yang kemudian kita sebut prevalensi ketika penyakit ada pada diri seseorang seumur hidupnya," kata Dewi

Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 itu mengatakan terdapat beberapa penyakit yang hanya menginfeksi seseorang dalam jangka waktu yang pendek seperti influenza dan Covid-19.

Dewi mengatakan, seseorang berstatus orang dalam pemantauan bisa jadi positif Covid-19 sehingga harus dirawat atau melakukan isolasi mandiri.

Dua minggu kemudian setelah dilakukan tes usap dan hasilnya negatif, kemudian dua minggu berikutnya diperiksa lagi dan hasilnya kembali negatif, maka dia telah sembuh dari Covid-19.

Karena itu, data Covid-19 akan sangat berbeda dengan data penyakit kronis yang biasanya tidak ada data tentang pasien yang sembuh. Penyakit kronis adalah gangguan kesehatan yang berlangsung lama, biasanya lebih dari satu tahun.

"Begitu pula bila dibandingkan dengan penyakit lain, misalnya tuberkulosis. Dibandingkan dengan Covid-19, tuberkulosis memerlukan pengobatan yang lebih lama, tergantung kondisi pasien," tuturnya.

Dewi mengatakan Covid-19 mirip dengan flu yang relatif lebih cepat sembuh dalam waktu 14 hari. Karena itu, seseorang dengan status positif Covid-19 harus selalu dipantau hingga dia dipastikan sembuh.

ANTARA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya