Ahli FKUI Tanggapi 5 Kombinasi Obat Covid-19 Potensial Unair

Rabu, 17 Juni 2020 11:05 WIB

Obat hydroxychloroquine yang dipromosikan oleh Presiden AS Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir sebagai obat potensial untuk orang yang terinfeksi penyakit coronavirus (Covid-19), ditampilkan oleh seorang apoteker di Farmasi Rock Canyon di Provo, Utah, AS, Mei. 27, 2020. [REUTERS / George Frey]

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Erlina Burhan menanggapi temuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, mengenai lima kombinasi obat-obatan yang dianggap efektif untuk mengobati pasien Covid-19.

Menurutnya, obat itu baru diteliti pada sel hewan, sehingga perlu dilakukan uji klinis lagi. “Perlu dilakukan uji klinis terhadap manusia, itu kan belum, tapi sebetulnya obat-obat itu memang kita pakai juga,” ujar Erlina melalui sambungan telepon, Rabu pagi, 17 Juni 2020.

Kombinasi obat tersebut adalah yang pertama lopinavir-ritonavir-azithromycin. Kombinasi kedua lopinavir-ritonavir-doksisiklin. Sedang kombinasi ketiga adalah lopinavir-ritonavir-klaritromisin.

Adapun dua kombinasi lain tak melibatkan lopinavir dan ritonavir, obat antivirus yang biasa digunakan untuk pasien HIV, melainkan obat antimalaria dan radang sendi serta lupus, hydroxychloroquine. Keduanya adalah kombinasi hydroxychloroquine-azithromycin dan hydroxychloroquine-doksisiklin.

Menurut Erlina, yang juga Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, uji klinis ada tahapannya, bukan hanya diuji pada hewan saja. “Ya dicobakan ke manusia, diteliti apakah efektif atau tidak, itu kan ada parameternya, ada fase satu, fase dua dan fase tiga,” kata dia.

Advertising
Advertising

Di seluruh dunia, Erlina berujar, Covid-19 sampai dengan saat ini belum ada obat yang spesifik, seluruh peneliti masih terus mencari. Sementara saat ini, sejak bulan Maret, obat yang biasa dipakai adalah obat tersebut.

“Tapi yang dari Unair kan meneliti di hewan, benar tidak obat itu bisa menyembuhkan Covid-19. Kalau secara pengalaman sih buktinya banyak pasien kita yang sembuh dengan obat-obat itu, bahkan sebelum diteliti di hewan,” tutur Erlina.

Kombinasi obat-obatan tersebut diambil dari yang sudah beredar di pasaran. Alasannya, sudah melalui berbagai macam uji hingga mendapat izin edar dari Badan POM. Dengan kombinasi terpilih itu, jumlah virus corona bisa dikurangi dari ratusan bahkan ribuan menjadi tak terdeteksi sama sekali.

Ketua Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair Purwati menerangkan, lima kombinasi obat itu memiliki potensi dan efektivitas cukup bagus untuk menghambat sel virus masuk ke sel target berdasarkan 14 regimen obat yang diteliti.

“Obat-obatan tersebut diteliti dan diperluas efektivitasnya sebagai antiviral dari SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, yang berbasis sampel Indonesia. Proses yang dilalui yaitu toksisitas. Apakah obat-obat yang dipakai beracun atau enggak dalam tubuh,” ujarnya.

Berita terkait

Cerita Marsha, Mahasiswa Unair yang Raih Juara 1 di Ajang Taekwondo di Skotlandia

22 jam lalu

Cerita Marsha, Mahasiswa Unair yang Raih Juara 1 di Ajang Taekwondo di Skotlandia

Marsha Alycia Rahmadiar Setianto, mahasiswa Fakultas Hukum Unair berhasil meraih juara pertama dalam kejuaraan taekwondo internasional di Skotlandia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang Pemain Judi Online Terbanyak, Sosiolog Unair: Faktor Salah Gaul

22 jam lalu

Indonesia Sumbang Pemain Judi Online Terbanyak, Sosiolog Unair: Faktor Salah Gaul

Dosen sosiologi Unair menyebut candu judi online di Indonesia dipicu berbagai faktor, salah satunya pergaulan negatif.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

1 hari lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

Tertinggi dan Terketat, Peminat Vokasi Unair Meningkat Pesat untuk UTBK 2024

1 hari lalu

Tertinggi dan Terketat, Peminat Vokasi Unair Meningkat Pesat untuk UTBK 2024

Peminat vokasi Unair tinggi karena tahun ini jurusannya bisa ditaruh di pilihan pertama.

Baca Selengkapnya

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

2 hari lalu

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

Sejak Oktober 2023 lalu, Pemerintah telah mengumumkan keputusan untuk memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

2 hari lalu

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron lulusan Universitas Jember, Unair, dan Unpad itu melaporkan Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

7 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya