Soal Ratusan Ribu Data Pasien Covid-19 Bocor, Pakar Desak Audit

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 20 Juni 2020 16:34 WIB

Peretas dengan nama akun Database Shopping mengklaim memiliki 231.636 data pribadi pasien Covid-19 yang dijual di situs terbuka Raid Forums. Kredit: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Peretas dengan nama akun Database Shopping mengklaim memiliki 231.636 data pribadi pasien Covid-19 yang dijual di situs terbuka Raid Forums. Situs ini sebelumnya juga digunakan peretas untuk menjual data pengguna Tokopedia awal Mei lalu.

Data yang diklaim itu berisi informasi sensitif seperti nama, nomor telepon, alamat, hasil tes PCR, dan lokasi tempat pasien dirawat dan dilaporkan dijual seharga US$ 300 atau sekitar Rp 4,2 juta.

Menurut Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber (Communication and Information System Security Research Center/CISSReC) Pratama Dahlian Persadha, yang perlu dilakukan sekarang adalah audit digital forensic untuk mengetahui persis di mana letak kebocoran data.

“Kegiatan ini bisa melibatkan BSSN, Cybercrime Polri dan juga Deputi Siber BIN yang memang punya kemampuan untuk ini. Jadi nanti bisa diketahui persis di mana kebocoran sekaligus menemukan celah lain yang ada, sehingga tidak terulang kembali,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu, 20 Juni 2020.

Selain itu, juga perlu memverifikasi apakah data yang dijual oleh peretas ini sesuai atau sudah dimodifikasi dengan maksud tertentu. “Karena data yang didapatkan tanpa perlindungan enkripsi sehingga mudah diubah dimodifikasi,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Menurutnya, sejak awal memang sebaiknya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Deputi Siber Badan Intelijen Negara (BIN) dilibatkan oleh lembaga negara dalam mengawal sistem informasi mereka, sehingga tidak terkesan hanya diperlukan saat terjadi kebocoran data dan menjadi korban peretasan.

Dalam kasus pembobolan data Covid-19, kata Pramata, bisa jadi peretas selain ingin menjual data juga ingin menunjukkan betapa lemahnya perhatian dan pengamanan sistem di tanah air. Padahal sedari awal pemerintah ingin menunjukkan bahwa data pasien sangat dilindungi, namun ternyata data yang ada tidak dienkripsi sama sekali.

Data pasien Covid-19 itu dinilai bisa berbahaya bila berada di tangan yang tidak berhak dan bermaksud buruk. “Yang paling berbahaya adalah bila digunakan sebagai bahan untuk membuat kegaduhan di daerah. Seperti kita tahu masih ada sebagian masyarakat yang mudah tersulut dengan isu Covid-19, bahkan banyak terjadi pengusiran di beberapa daerah karena kurangnya edukasi,” ujar Pratama.

Hal semacam ini, tambahnya, bisa memunculkan konflik horizontal. “Data dilempar dengan secara tertarget ke wilayah-wilayah tertentu sehingga menimbulkan kecemasan dan distrust masyarakat. Hal semacam ini harus benar-benar diwaspadai,” ujarnya.

“Hal lain juga bisa dilakukan sebagai bahan disinformasi dengan berbagai motif dan tujuan. Misalnya menjual produk obat ilegal dengan menyertakan catatan dan modifikasi data hasil dari peretasan ini,” tambahnya.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

18 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

4 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

6 hari lalu

Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Apa Prediksi Para Pakar?

Putusan sidang sengketa Pilpres 2024 akan dibacakan Senin, 22 April 2024. Berikut prediksi para pakar.

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

8 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya