Cuaca Ekstrem, Satelit Catat 2 Rekor Petir Terbesar di Dunia

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 27 Juni 2020 15:33 WIB

Ilustrasi Petir atau Kilat. h2solutionsinc.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menutup jendela dan menutup telinga ketika terjadi kilatan di langit pertanda petir rasanya tidak akan menolong jika Anda berada di wilayah utara Argentina pada 4 Maret 2019 lalu. Saat itu kilat sambung menyambung dan petir terus menggelegar selama 16,73 detik tanpa putus.

Di lokasi lain, di Brasil sebelah selatan, kilatan cahaya di langit itu bisa sejauh lebih dari 700 kilometer atau setara jarak Jakarta dan Surabaya, atau jarak Boston dan Washington di Amerika. Petir yang ini terjadi pada 31 Oktober 2019.

Keduanya tercatat sebagai rekor baru petir di dunia. Yang pertama mematahkan rekor durasi petir sebelumnya selama 7,74 detik di Prancis Selatan pada 30 Agustus 2012. Sedang megapetir yang kedua mematahkan rekor sebelumnya yakni kilatan cahaya 321 kilometer untuk kejadian di Oklahoma, AS, pada 20 Juni 2007.

Pemecahan rekor dua megapetir itu terekam oleh jaringan Geostationary Operational Environmental Satellites yang mengorbit di luar angkasa. Pengumumannya lalu dilakukan American Geophysical Union mengambil momentum Hari Keselamatan Petir Internasional yang jatuh setiap 28 Juni.

Randall Cerveny, profesor di Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), yang juga editor kepala soal Iklim dan Cuaca Ekstrem, melukiskan dua peristiwa petir di Argentina dan Brasil itu sebagai luar biasa. Menurutnya, gejala alam yang ekstrem adalah cara pengukuran yang hidup terhadap kemampuan alam itu sendiri.

Advertising
Advertising

"Sangat mungkin yang lebih ekstrem terjadi, dan kami akan mampu mendeteksinya dengan perbaikan teknologi," kata dia.

Cerveny mengataan, teknologi bisa membantu para ilmuwan memahami lebih baik tentang petir secara keseluruhan, dan karenanya berpotensi menyelamatkan banyak nyawa. "Ini akan menyediakan informasi berharga untuk penetapan batas-batas dari skala petir--termasuk megapetir--untuk rekayasa, keselamatan, dan pengembangan ilmunya."

WMO mengingatkan kembali ancaman bahaya dari petir dan jumlah korban jiwanya setiap tahun. Contoh yang ekstrem pada 1975 ketika 21 orang di Zimbabwe tewas oleh sekali sambaran. Atau 469 orang tewas di Dronka, Mesir, pada 1994 setelah petir menyambar banyak tangki minyak, menyebabkan minyak yang terbakar membanjiri kota.

Yang terbaru adalah Kamis lalu, 25 Juni 2020, ketika 107 orang di negara bagian Bihar di India timur dan negara bagian utara Uttar Pradesh tewas tersambar petir. Itu sekaligus serangan petir tertinggi dalam beberapa tahun terakhir di negara itu.

Nasihat resmi dari WMO tentang ancaman petir adalah untuk mengikuti aturan 30-30, yakni jika jeda waktu antara kilatan cahaya dan suara petir di langit kurang dari 30 detik, maka masuk atau tinggal di dalam rumah. Lalu, tunggu 30 menit setelah petir yang terakhir sebelum ke luar rumah.

NEWS.UN

Berita terkait

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

2 menit lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

3 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

4 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

7 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

3 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

4 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya