Rudal AGM-135 dan Persaingan Senjata Anti-Satelit di Dunia

Reporter

Terjemahan

Minggu, 12 Juli 2020 20:51 WIB

Ini ilustrasi sebuah rudal ditembakkan ke sebuah satelit musuh. Bangladesh Post

TEMPO.CO, Jakarta - 13 September 1985, sebuah peluru kendali atau rudal ditembakkan oleh jet tempur F-15 Eagle milik Amerika Serikat ke antariksa. Terbang di langit Samudera Pasifik di lepas pantai California, rudal dibidik ke sebuah satelit cuaca tua yang menggantung di orbitnya. Segera saja, satelit itu, P78-1 Solwind, dibuat hancur berkeping.

Itulah untuk pertama dan terakhir kali senjata AGM-135 anti-satelit (ASAT) digunakan Amerika. ASAT adalah rudal terbesar yang pernah dipanggul F-15 Eagle. Senjata yang didesain Vought itu awalnya disebut Prototype Miniature Air Launched System (PMALS). Dia dikembangkan dari Short Range Attack Missile, rudal berhulu ledak nuklir yang biasa ditenteng pesawat bomber B-52.

PMALS menambahkannya menjadi dua tingkat dan memodifikasinya untuk meluncur langsung ke luar angkasa. Paket sensor inframerah padanya akan berperan mengunci target dan menuntun rudal untuk menabraknya.

Amerika telah membangun rudal anti-satelit sebelumnya, tapi menggunakan peluncur di atas tanah dan tidak mobile. Itu membatasi kemampuannya untuk bisa membunuh satelit musuh. Sedang rudal sejenis yang dibawa jet tempur, di sisi lain, bisa dikerahkan ke bagian manapun di dunia untuk menghajar satelit apapun dan kapanpun.

Advertising
Advertising

Pesawat jet tempur F-15E Strike eagle. AP/U.S Air Force/ Staff Sgt.Aaron Allmon

Program ASAT tak berlanjut pada 1988. Alasannya, berisiko membangkitkan persaingan militerisasi di antariksa antar negara-negara di dunia. Program dimatikan tapi ternyata hanya menunda persaingan itu. Saat ini, AS, Rusia, Cina dan India telah seluruhnya menguji persenjataan anti-satelit.

Rudal SM-3 Amerika yang didesain untuk menembak jatuh rudal balistik juga disisipkan kemampuan anti-satelit. Pada 2008, rudal ini digunakan untuk menembak jatuh satelit mata-mata yang malfungsi di orbit dan mengancam menebar isi tangki hydrazine yang beracun saat proses re-entry ke Bumi.

Sistem Interseptor Berbasis di Darat yang didesain untuk melindungi negara Amerika dari serangan rudal balistik juga dilaporkan memiliki kemampuan terbatas anti-satelit.

Di bagian dunia lain, Rusia punya sistem rudal anti-satelit Nudol di darat dan senjata mirip rudal AGM-135 yang kini mempersenjatai jet tempur MiG-31 Foxhound mereka. Sedang Cina pernah menghancurkan sebuah satelit pada 2007 dengan rudal ASAT dan India sukses menguji sistem berbasis di darat pada April 2019.

POPULAR MECHANICS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

2 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

6 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

6 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

9 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya