Sebut Virus Covid-19 Satu Gelombang Besar, WHO: Bukan Musiman Seperti Influenza

Rabu, 29 Juli 2020 08:51 WIB

Pemerintah Indonesia dianggap belum memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menjalankan tatanan normal baru. Berikut ini perbandingan beberapa poin pedoman yang ditentukan WHO dengan kondisi di Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa wabah virus corona Covid-19 datang dalam sebuah gelombang besar. Bangsa-bangsa di belahan bumi yang sedang mengalami musim panas tak seharusnya lengah karena virus ini telah terbukti tak berperilaku sama seperti influenza yang hanya aktif di musim dingin.

"Orang-orang masih memikirkan musim. Apa yang kita semua perlu perhatikan, ini adalah virus baru dan ini berperilaku berbeda," ujar Juru bicara WHO Margaret Harris di Jenewa, Selasa 28 Juli 2020.

Harris berusaha menghindari istilah gelombang dalam pandemi infeksi virus corona 2019 yang sedang terjadi. Istilah itu, menurutnya, mengesankan virus benar-benar tak terkendali dan bisa datang kapan saja. Padahal, kata Harris, orkestra dari kebijakan negara-negara di dunia mampu menghambat penularan virus yang pertama kali muncul di Cina akhir tahun lalu tersebut.

“Kita masih berada dalam gelombang yang pertama dan ini akan menjadi gelombang yang besar. Iya, ini akan sedikit naik dan turun dan karenanya yang terbaik dilakukan adalah membuatnya rata dan mengendalikan di bawah kaki kita," katanya.

Menunjuk tingginya angka kasus di Amerika Serikat, Harris mendesak agar tetap waspada dalam menerapkan langkah-langkah untuk memperlambat transmisi melalui pertemuan massal. Dari sekitar 16,5 juta kasus terinfeksi di seluruh dunia, Amerika Serikat per 28 Juli 2020 memiliki lebih dari 4,29 juta kasus yang dikonfirmasi dengan 148.056 kematian.

Data tersebut berdasarkan peta sebaran penularan infeksi virus corona yang dilaporkan secara realtime oleh Johns Hopkins University. Data yang sama juga menunjukkan Brasil, negara khatulistiwa, menyumbang jumlah kasus terbesar kedua.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Kami juga melihat wabah besar di negara ekuatorial yang sangat hangat seperti Filipina. Jadi, jelas, setiap musim tampaknya tidak mempengaruhi penularan virus saat ini," kata Harris lagi.

Menurut Harris, yang mempengaruhi penularan Covid-19 adalah pertemuan massal. Orang-orang datang bersama-sama dan tidak menerapkan social distancing atau jaga jarak, serta tidak mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan mereka tidak kontak dekat.

"Sangat penting menyadari bahwa melawan Covid-19 membutuhkan apa yang diketahui berhasil, seperti jaga jarak, cuci tangan, dan mengenakan masker ketika diminta ke dalam ruangan dan memastikan mulut tertutup selama batuk," kata dia menuturkan.

Harris juga meminta tetap tinggal di rumah jika seseorang memiliki gejala infeksi virus corona. "Memastikan bahwa jika Anda telah melakukan kontak dengan seseorang yang diketahui memiliki virus yang Anda identifikasi sendiri, harus mengisolasi diri," katanya.

Harris mengatakan itu semua sembari WHO memantau perkembangan virus influenza di belahan Bumi selatan yang sedang memasuki musim dingin. Sejauh ini, Harris mengungkapkan, penelitian sampel-sampel di laboratorium tidak menunjukkan angka kasus yang tinggi.

“Sistem kesehatan masyarakat pasti lebih tertekan lagi jika Anda sampai memiliki jumlah kasus penyakit pernapasan itu meningkat," katanya sambil mendesak orang-orang divaksin flu.

REUTERS | AA

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya