28 Triliun Ton Es Mencair dalam 23 Tahun, Ilmuwan: Laut Bisa Naik 1 Meter

Selasa, 25 Agustus 2020 09:44 WIB

Greenland Mencair, Laut Meninggi

TEMPO.CO, Jakarta - Bumi telah kehilangan 28 triliun ton es hanya dalam waktu 23 tahun menurut para ilmuwan dari University of Leeds, University of Edinburgh, dan University College London. Mereka telah menganalisis survei satelit gletser, pegunungan, dan lapisan es antara tahun 1994 dan 2017 untuk mengidentifikasi dampak pemanasan global.

Dalam makalah ulasan yang diterbitkan dalam jurnal Cryosphere Discussions itu, mereka menggambarkan hilangnya es dan menemukan bahwa mencairnya gletser dan lapisan es bisa menyebabkan naiknya permukaan laut secara dramatis, kemungkinan mencapai satu meter pada akhir abad ini.

"Untuk menempatkannya dalam konteks, setiap sentimeter kenaikan permukaan laut berarti sekitar satu juta orang akan mengungsi dari tanah air mereka yang rendah," ujar Andy Shepherd, direktur Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub University of Leeds, seperti dikutip Science Alert, Senin, 24 Agustys 2020.

Hilangnya es secara dramatis dapat menimbulkan konsekuensi parah lainnya, termasuk gangguan besar pada kesehatan biologis perairan Arktik dan Antartika, serta mengurangi kemampuan planet untuk memantulkan radiasi Matahari kembali ke luar angkasa. Temuan ini cocok dengan prediksi skenario kasus terburuk yang digariskan oleh badan antar pemerintah PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Shepherd menerangkan, dulu para peneliti telah mempelajari area individu seperti Antartika atau Greenland di mana es mencair. "Tapi ini adalah pertama kalinya seseorang melihat semua es yang menghilang dari seluruh planet. Apa yang kami temukan telah mengejutkan kami," kata dia.

Namun, dalam penelitian itu juga ditulis ada sedikit keraguan bahwa sebagian besar hilangnya es di Bumi adalah akibat langsung dari pemanasan iklim. Penemuan ini muncul seminggu setelah para peneliti di Ohio State University menemukan bahwa lapisan es Greenland mungkin telah melewati titik tanpa harapan.

Menurut para peneliti, hujan salju yang mengisi kembali gletser negara setiap tahun tidak dapat lagi mengimbangi laju pencairan es. Artinya, lapisan es Greenland akan terus kehilangan es bahkan jika suhu global berhenti naik. Lapisan es Greenland adalah badan es terbesar kedua di dunia.

"Apa yang kami temukan adalah es yang mengalir ke laut jauh melebihi salju yang menumpuk di permukaan lapisan es," kata Michalea King, penulis utama dan peneliti di Pusat Penelitian Iklim dan Kutub, Ohio State University.

Menurut studi lembaga antariksa Amerika Serikat NASA, tahun 2010-2019 adalah dekade terpanas yang pernah tercatat.

SCIENCE ALERT | CRYOSPHERE DISCUSSIONS | THE GUARDIAN

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

4 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

5 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

5 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

7 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

8 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

14 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

23 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

23 hari lalu

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

25 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya