TEMPO.CO, Jakarta - Bayang-bayang bulan telah mengubah langit siang hari menjadi gelap seiring dia bergerak menyapu Amerika Utara dalam sebuah fenomena gerhana matahari total pada Senin, 8 April 2024, waktu setempat. Puluhan juta orang dibuat terpukau sambil menatap ke langit.
Seluruh Amerika Utara dan Amerika Tengah mengalami gerhana tapi hanya mereka yang berada dalam lintasan totalitas--sebuah jalur sepanjang sekitar 16 ribu kilometer dan lebar 185 kilometer--yang hari itu bisa melihat bulan sempurna menghalangi piringan matahari.
Secara keseluruhan lintasannya yang berada di daratan melintasi empat negara bagian di Meksiko, 15 di Amerika Serikat, dan tujuh provinsi di Kanada. Menurut NASA, diwilayah Amerika Serikat saja, ada sejumlah 31,6 juta orang tinggal di dalam lintasan itu.
"Pemandangan yang benar-benar tak pernah saya bayangkan sebelumnya," kata Diamond Cromwell, seorang mahasiswa jurusan bisnis di State University of New York Potsdam di Potsdam, New York. Kelasnya pada hari itu telah dibatalkan untuk dia dan para mahasiswa lain diberi kesempatan mengamati gerhana matahari total dalam sebuah festival.
Di kota itu fase totalitas, di mana bayang-bayang bulan tinggal menyisakan cincin korona matahari bersinar menembus lapisan tipis awan, berlangsung 3 menit 14 detik mulai pukul 15.24 EDT (pukul 02.24 WIB Selasa dinihari). "Luar biasa indah," kata Cromwell.
Dalam momen menuju fase totalitas di langit Poplar Bluff, Missouri, Paul Ruff yang datang dari Iowa City juga mengungkap atmosfer dan kebersamaan yang sangat mendukung untuk pengamatan bersama. "Orang-orang sangat baik, membagikan perlengkapan mereka, menunjukkan Anda apa yang mereka lihat," katanya.
Tapi, tak semua dari jutaan orang yang datang berburu fenomena gerhana matahari total pada hari itu mendapat apa yang mereka harapkan: pemandangan sempurna bayang-bayang bulan menutup matahari.
Daisy Dobrijevic yang telah menempuh perjalanan ke Rochester, New York, dari Inggris, misalnya. Dia mengungkap melihat awal dari fase totalitas itu pukul 14:15 EDT sebelum awan datang. Meski begitu dia mengungkap publik setempat tetap antusias dengan efek gerhana matahari total itu yang menyebabkan awan berubah warna.
Situasi yang sama diungkap Spencer Symula di Philadelphia. Dia berada di antara publik yang juga datang dari berbagai negara di Eropa dan Amerika Latin. "Jelas sedikit kecewa dengan tutupan awan tapi saya benar-benar bahagia bisa melakukan ini bersama ramai yang lain," katanya.
Di Mazatlan, Meksiko, orang-orang masih berkumpul dan bersuka cita setelah fenomena gerhana matahari total berlalu dan langit terang kembali. Di antara mereka adalah pasangan suami-istri Joan Albert dan Ana Carolina Ruiz Fernandez.
"Tidak akan ada kehidupan jika tidak ada matahari," kata Albert yang ditimpali Carolina, "Totalitas yang terjadi spektakuler, sangat emosional."
SPACE, AP
Pilihan Editor: Bakal Tantang Instagram, Peluncuran Aplikasi TikTok Notes Sudah Dekat?