Geolog Duga Semburan Lumpur Bekasi Karena Organik di Endapan Pantai Purba

Selasa, 8 September 2020 08:26 WIB

Semburan air bercampur lumpur di kawasan Kranggan, Jatisampurna, Bekasi. Instagram/@infobekasi

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Wibowo menerangkan bahwa semburan lumpur yang muncul di Jalan Lembur I, Kelurahan Jatirangga, Jatisampurna, Bekasi, berbeda dengan fenomena serupa yang terjadi kawasan Hutan Kesongo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Sepertinya, kata dia, yang terjadi di Bekasi kemungkinan diakibatkan oleh aktivitas pembangunan di sekitar wilayah.

"Kalau yang Bekasi kemungkinan karena endapan aluvial yang sebagian material pada endapan rawa yang saling berselingan dengan pasir lempung. Pada endapan rawa-rawa pantai purba, biasanya terperangkap organik yang dapat menghasilkan biogas tapi kecil-kecil," ujar dia saat dihubungi, Senin, 7 September 2020.

Sementara, semburan lumpur dan gas di kawasan Hutan Kesongo, tidak perlu menunggu adanya aktivitas pengeboran di permukaan karena termasuk zona ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti metana atau yang biasa dikenal mud volcano. Semburan juga salah satunya bisa dipicu adanya deformasi dan aktivitas kegempaan.

Menurut Eko, semburan lumpur di Bekasi yang terjadi pada Sabtu, 5 September 2020 itu adalah fenomena biasa yang terjadi karena adanya pembuatan sumur pantek atau sumur dalam pakai mesin. "Atau juga pembuatan fondasi-fondasi dalam untuk pembangunan gedung yang tinggi, kemungkinan itu penyebabnya," ujarnya.

Namun, semburan lumpur yang sempat ramai di media sosial itu bisa diproteksi dengan sentuhan teknologi rekayasa untuk memitigasinya. "Karena akhirnya, jika mengalami seperti itu harganya jadi mahal. Tapi tidak berbahaya, biasanya setelah keluar lama-lama akan lepas pelan-pelan, dan akhirnya berhenti," tutur Eko.

Eko juga sempat mempertanyakan lokasi tepatnya peristiwa semburan lumpur di Bekasi itu muncul. Karena, Eko berujar, ketika dia melakukan uji cepat atau sondir di sekitar utara Tambun, dirinya menemukan tanah lunak mengandung organik yang cukup tebal kira-kira pada tahun 2014 lalu.

Eko yang juga pakar kebumian, geologi dam geofisika itu menceritakan pengalamannya dalam pembuatan fondasi, yang akhirnya pengeborannya dicampur lumpur bentonite agar permeabilitas dan porositasnya teredam. "Tapi jadi mahal karena harus menambahkan campuran bentonite, karena lokasi tidak mungkin dipindah. Tapi banyak sekarang metode-metode untuk mengatasinya," kata dia.

Untuk mitigasinya, Eko menyarankan, sebaiknya pemerintah kabupaten/kota dalam Rekomendasi Tata Ruang Wilayah Detail (RTRW) sudah ada blue print yang detail, mulai dari tinjauan pendukung dan daya dukung, serta limitasi dari ancaman bahaya geologinya. Biasanya, Eko berujar, dokumen yang masih umum ini tidak detail karena memerlukan kajian yang detail dari berbagai aspek.

Sementara, kalau dukumen regulasi sudah detail dalam RTRW, yang akan membangun akan tahu dari aspek keamanan dan ancamannya. "Kalau di negara yang sudah ada aturannya dan regulasinya baik dan masif seperti contoh di Singapura, Jepang, Australia, Taiwan dan lain-lain orang mau membangun apapun sudah bisa mempertimbangkan regulasinya," ujar Eko menambahkan.

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

10 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Ibu Pembunuh Anak di Bekasi Kembali Ditahan usai Dirawat di RSJ Grogol

10 jam lalu

Ibu Pembunuh Anak di Bekasi Kembali Ditahan usai Dirawat di RSJ Grogol

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol menyatakan kondisi kejiwaan ibu yang bunuh anak di Bekasi sudah stabil

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

1 hari lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang di Pilkada Kota Bekasi, PSI: Murni Aspirasi Warga

1 hari lalu

Relawan Daftarkan Kaesang di Pilkada Kota Bekasi, PSI: Murni Aspirasi Warga

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie mengatakan langkah relawan mendaftarkan Kaesang ikut Pilkada Kota Bekasi murni aspirasi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kasus Penganiayaan Taruna STIP Hingga Tewas, Keluarga Syok Tegar Ditetapkan Tersangka

2 hari lalu

Kasus Penganiayaan Taruna STIP Hingga Tewas, Keluarga Syok Tegar Ditetapkan Tersangka

Akibat perbuatannya menganiaya adik kelasnya hingga meninggal, taruna STIP itu terancam hukuman penjara 15 tahun.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

2 hari lalu

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

Relawan Nasional Pro Prabowo - Gibran (Pa-Gi) mendorong Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep maju dalam pemilihan Kepala Daerah Kota Bekasi 2024.

Baca Selengkapnya

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

4 hari lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Truk Tak Kuat Nanjak, Kontainer Terguling Timpa Mobil di Bekasi

4 hari lalu

Truk Tak Kuat Nanjak, Kontainer Terguling Timpa Mobil di Bekasi

Truk trailer bermuatan peti kemas Mitsubishi Fuso dengan nomor polisi B 9789 BEH terguling di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

4 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

4 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya