Badai Tropis Laut Selatan Berpotensi Perburuk Musim Hujan Tahun Ini
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 24 Oktober 2020 20:32 WIB
TEMPO.CO, Bantul - Potensi pembentukan badai tropis di laut selatan Jawa menyertai musim hujan 2020/2021 saat ini. Kombinasinya dengan fenomena La Nina dari Samudera Pasifik mirip dengan yang terjadi pada 2017 lalu.
Tiga tahun lalu, fenomena La Nina diperparah dengan Badai Cempaka di perairan selatan Jawa yang hampir mendekati pesisir. Dampaknya, curah hujan 200 milimeter bisa tercurah dalam sehari.
"Satu hari lebih dari 50 mm sudah ekstrem, apalagi 200 mm dalam satu hari, sangat-sangat ekstrem," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas di Kabupaten Bantul, Sabtu 24 Oktober 2020.
Pada tahun ini, Reni membandingkan, pengaruh La Nina terhadap musim hujan di wilayah Indonesia terukur lebih kuat daripada 2017. Itu sebabnya, dia berharap potensi badai tropis kali ini tak mendakati pesisir Jawa.
"Sehingga walaupun La Nina sekarang lebih tinggi, dampaknya tidak sesignifikan 2017," kata dia.
Di laut, Reni memperingatkan dampak badai tropis itu yang bakal menaikkan tinggi gelombang. "Jadi perlu diwaspadai jika ada badai tropis di laut selatan Jawa ini berpotensi terjadi gelombang tinggi, curah hujan tinggi dan juga disertai angin kencang," katanya lagi.
Dalam keterangan sebelumnya, BMKG telah memperingatkan bahwa La Nina sendirian dapat menyebabkan peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normal. Belakangan disebutkan pula adanya pengaruh tambahan dari fenomena Madden Julian Oscillation dari Samudera Hindia.
Baca juga:
La Nina Ditambah MJO, BMKG: Waspada Hujan Tambah Lebat
Secara terpisah, peneliti di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bahkan mengungkap pula akan kehadiran massa udara dari Laut Cina Selatan. Secara khusus diperingatkan ancaman banjir besar di Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun depan nanti.