Dikritik Terlalu Lambat Infokan Gempa, BMKG: Kami Punya SOP
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 3 November 2020 15:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mendapat kritik dari netizen karena dinilai terlalu lama saat merilis gempa magnitudo 4,0 di Kabupaten Bandung yang terjadi pada Minggu malam, 1 November 2020. BMKG mengumumkan gempa yang terjadi pada pukul 21.34 WIB melalui akun media sosialnya lebih dari setengah jam kemudian yaitu pukul 22.10 WIB.
Salah satu netizen yang mengkritik dicuitkan pemilik akun @AlvinOktriadi di media sosial Twitter, "Ni kalo ada gempa besa gimana ya, 30 menit baru update." Atau akun @awcharming yang menulis, "Tumben banget set jam-an baru update, biasanya abis berasa dan buka akun ini langsung ada."
Menanggapi kritik tersebut, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menerangkan tentang standar operasional prosedur (SOP) dalam menginformasikan setiap kejadian gempa. Dia menegaskan, gempa dengan magnitudo di atas 5, harus diinfokan kurang dari 5 menit, bahkan bisa 2-3 menit.
Sedangkan di bawah magnitudo 5, Rahmat menyebut, itu tergantung dirasakan atau tidak. "Tapi jika dari BMKG langsung yang merasakan, pasti kita informasikan,” ujar dia melalui sambungan telepon, Selasa, 3 November 2020.
Rahmat menjelaskan, berdasarkan SOP yang dimiliki BMKG, tidak semua gempa yang terjadi di bawah magnitudo 5 dan tidak dirasakan diinformasikan. Karena, dia menambahkan, jika semua gempa diinformasikan maka justru bisa membuat netizen bosan.
“Jumlahnya banyak sekali, tak terhitung," katanya sambil menambahkan, "Tapi tersimpan informasinya dalam data base kami.”
Selain itu, gempa di bawah magnitudo 5 juga berdasarkan SOP pusat itu analisisnya ditugaskan kepada BMKG daerah yang tersebar di 36 lokasi. Alasannya, Rahmat menuturkan, karena gempanya tidak signifikan.
Namun, sebagian besar mempublikasikan melalui media seperti di Twitter dan Facebook. “Nah itu karena memang tidak ada kewajiban kurang dari 5 menit, yang jelas kalau ada info gempa bumi langsung itu (diinfokan),” katanya.
Dia mencontohkannya dengan kejadian gempa di Kabupaten Bandung itu. Sementara stasiun BMKG di Kota Bandung tidak merasakan, itu tidak akan dilaporkan. “Tapi jika ada laporan dari masyarakat pasti langsung diinfokan, itu pun terkadang mendapatkan informasi juga terlambat,” ujar Rahman.
Rahmat menjelaskan bahwa dirinya dan tim menerima kritik dari masyarakat tersebut, dan akan melakukan evaluasi. “Tapi ini terima kasih sudah memberikan kritik kepada kami, tentu akan kami perbaiki, dan jika ada masalah tentu akan saya tegur,” kata dia.