Cara Prediksi Potensi Awan Panas dan Magma Gunung Merapi

Sabtu, 14 November 2020 19:00 WIB

Para petugas dan tim SAR membawa jenasah yang ditemukan tewas terkena awan panas di Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Jumat (5/11). TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Awan panas menjadi ancaman paling besar dalam setiap siklus erupsi Gunung Merapi. Tak terkecuali untuk prediksi siklus erupsi saat ini. Pyroclastic flow atau dalam bahasa lokal disebut wedhus gembel tak hanya bergerak cepat ketika terjadi erupsi, tapi juga bersuhu sangat tinggi.

“Potensi bahaya yang utama dari Merapi adalah awan panas,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida Jumat 13 November 2020.

Baca juga:
Gunung Merapi Siaga, BPPTKG Jelaskan Posisi Magma Saat Ini

Hanik menuturkan, awan panas terbentuk karena adanya kubah lava yang tidak stabil yang ditekan terus melalui desakan dari perut Merapi. Pada satu titik, akibat tekanan itu, kubah lava akan runtuh lalu mendorong awan panas keluar. Namun untuk saat ini, Hanik menambahkan, kubah lava utama yang ditakuti itu belum muncul.

"Sehingga belum bisa diketahui pasti, seperti apa perkiraan kecepatan atau laju awan panas jika Merapi nanti erupsi," kata dia.

Advertising
Advertising

Yang ada saat ini, pengamatan BPPTKG, kubah lava bentukan 2018 dan sampai sekarang teramati relatif tak bertambah volumenya atau tetap di angka 200 ribu meter kubik. Volume kubah lava sangat menentukan berapa kecepatan gerakan awan panas yang kelak dihasilkan saat erupsi.

Untuk membaca volume kubah lava itu, bisa diukur dengan melihat kecepatan electronic distance measurement Gunung Merapi setiap harinya. Dari data EDM ini lalu dipakai untuk mengetahui kecepatan pemendekan deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada Merapi itu.

Semakin tinggi kecepatan EDM, menandakan semakin besar pula volume yang terbentuk di dalam tubuh Merapi. Misalnya pada 7 November 2020 lalu, BPPTKG mencatat dari data EDM, deformasi Merapi terpantau dengan laju rata-rata 12 cm/ha.

Hanik mengatakan, deformasi Merapi saat ini jauh berbeda dengan erupsi 2010. Pada erupsi 2010, deformasi disebutnya melaju dengan sangat cepat. Misalnya, hari pertama masih 1 cm lalu pada hari kelima langsung naik berkali-kali lipat menjadi 8 cm.

“Untuk Merapi sekarang, deformasi tak seperti 2010. Jika minggu ini deformasi hanya 1 cm, beberapa minggu kemudian masih tetap 1 cm,” ujarnya merujuk pengamatan erupsi Juni 2020 lalu.

Sejak awal November ini, deformasi di puncak Gunung Merapi memang bertambah cepat--hingga di antaranya memicu kenaikan status Waspada menjadi Siaga, tapi tidak signifikan. Lajunya mencapai 10 cm dalam waktu berhari-hari.

Tak hanya lewat pemantauan EDM. Untuk menghitung volume kubah lava yang terbentuk, BPPTKG juga memanfaatkan teknologi Differential Global Positioning System (DGPS).

Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, luluh lantak terkena awan panas Merapi, Rabu, (27/10). TEMPO/Arif Wibowo

Adapun untuk menghitung kecepatan magma yang mengalir dari Merapi, BPPTKG menilai salah satu faktor penentunya adalah tekanan gas yang ditimbulkan. Tekanan gas yang besar akan mempercepat gerak magma ke permukaan.

Baca juga:
Gejala Erupsi Gunung Merapi Bisa Dipantau Lewat Youtube

Hanik mengatakan jika BPPTKG menyebut adanya potensi erupsi dengan sifat eksplosif atau disertai letusan atau ledakan untuk Merapi kali ini, masyarakat diminta tak langsung membayangkan peristiwa erupsi 2010. Alasannya, erupsi Merapi pada 2006, 2018, sampai yang Juni 2020 pun juga memuat sifat eksplosif meski tak sekuat 2010.

Hanik membandingkan jika kekuatan eksplosivitas erupsi Gunung Merapi 2010 berada di level 4, maka eksplosifivas erupsi Merapi 2006 hanya tingkat 2, sedangkan 2018- Juni 2020 hanya tingkat 1.

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Fakta Letusan Terbaru Gunung Ruang yang Disebut Memecahkan Rekor Setengah Abad

11 hari lalu

Fakta Letusan Terbaru Gunung Ruang yang Disebut Memecahkan Rekor Setengah Abad

Erupsi Gunung Ruang pada 17 April diklaim sebagai letusan gunung api terdahsyat di Indonesia selama setengah abad terakhir.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

16 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

18 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

33 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

34 hari lalu

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

Gunung Semeru menampakkan tubuh utuhnya yang berwarna perak kebiru-biruan pada Sabtu pagi.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

35 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

35 hari lalu

Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

44 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

59 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya