Peneliti Kembangkan Robot Akuatik Bertenaga Cahaya dan Medan Magnet

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 13 Desember 2020 10:05 WIB

Sejumlah peneliti dari Universitas Northwestern berhasil mengembangkan material mirip makhluk hidup pertama yang bertindak sebagai robot lunak. Kredit: YouTube/NorthwesternU

TEMPO.CO, Chicago - Sejumlah peneliti dari Universitas Northwestern berhasil mengembangkan material mirip makhluk hidup pertama yang bertindak sebagai robot lunak.

Material itu dapat berjalan dengan kecepatan manusia, mengambil dan memindahkan kargo ke lokasi baru, mendaki bukit, dan bahkan melakukan break-dance untuk melepas partikel.

Dengan hampir 90 persen bobotnya terdiri dari air, robot berukuran hanya satu sentimeter ini bergerak tanpa perangkat keras, hidraulik, ataupun listrik yang rumit. Robot ini ditenagai oleh cahaya dan bergerak mengikuti medan magnet eksternal yang berputar.

Robot yang bentuknya menyerupai gurita berkaki empat itu dapat berfungsi di dalam tangki berisi air. Rahasia dari kelincahan dan pergerakannya yang akurat terletak pada struktur berisi air dan kerangka filamen nikel sejajar yang bersifat feromagnetik, yang tertanam pada robot tersebut.

Komponen lunaknya merupakan jaringan yang dirancang secara molekuler dengan bagian-bagian yang memungkinkan robot itu merespons cahaya, menahan atau mengeluarkan air di dalam interiornya, serta memiliki tingkat kekakuan yang sesuai untuk merespons medan magnet dengan cepat.

Para peneliti menggunakan sintesis kimia guna memprogram molekul di dalam hidrogel untuk merespons cahaya. Saat terpapar cahaya, molekul robot itu menjadi hidrofobia atau menolak air, sehingga molekul air dapat melepaskan diri. Konversi ini membuat robot itu "hidup" dengan menekuk dari posisi datar menjadi "berdiri".

Para peneliti menemukan bahwa perubahan posisi ini memungkinkan material itu untuk merespons medan magnet berputar dengan cepat, mengaktifkan kemampuannya untuk berjalan dengan cepat.

Saat cahaya dimatikan, molekul pun kembali ke kondisi awalnya dan robot itu kembali ke posisi datar, namun selalu siap untuk siklus aktivitas baru di bawah medan magnet ketika dirangsang dengan LED.

Saat terpapar medan magnet berputar, kerangka yang tertanam pada robot yang menekuk mengerahkan tenaga siklik pada jaringan molekuler lunak dan mengaktifkan kaki-kakinya. Medan berputar itu dapat diprogram untuk mengarahkan robot di sepanjang jalur yang ditentukan.

"Dengan teori dan komputasi, kita bisa mengalkulasikan respons terhadap cahaya dan medan magnet," papar Monica Olvera de la Cruz, Wakil Direktur Center for Bio-Inspired Energy Science, Energy Frontier Research Center yang berbasis di Universitas Northwestern dan didanai oleh Departemen Energi Amerika Serikat. "Ini memungkinkan kita untuk memprediksi dan memprogram lintasan dengan akurasi yang sangat baik."

Material robot lunak ini berpotensi untuk digunakan dalam pembuatan objek dalam banyak penerapan, termasuk produksi kimia, peralatan baru untuk teknologi yang penting bagi lingkungan, atau biomaterial pintar untuk pengobatan yang sangat canggih, menurut para peneliti.

Penelitian ini telah dipublikasikan pada Rabu, 9 Desember 2020, dalam jurnal Science Robotics.

XINHUA | ANTARA

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

5 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

6 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

9 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

9 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

13 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya