Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Jumat, 15 Januari 2021 14:53 WIB

Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan lukisan gua bergambar babi kutil di Sulawesi Selatan yang terindikasi merupakan yang tertua di dunia dengan minimum usia 45.500 tahun menjadi salah satu faktor penting memahami pola jalur migrasi manusia modern ke Nusantara, kata peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Adhi Agus Oktaviana.

Baca:
Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

Hal itu juga mendorong para peneliti untuk terus mencari potensi arkeologi yang ada di Sulawesi Selatan seperti di Maros dan Pangkep serta melebarkan riset ke arah Indonesia timur, dengan adanya potensi mengetahui umur lukisan gua di beberapa situs di sana.

"Untuk lukisan gua kita masih melebarkan riset ke arah Indonesia timur, kita ingin tahu juga umur lukisan di Pulau Muna yang banyak gambar di sana, lalu di Misool, mungkin ke arah selatan seperti di Kepulauan Kei, Fakfak, Kaimana," ujar Adhi ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021. "Sekalian mencari rute migrasi," kata pakar gambar gua atau cadas itu.

Pencarian rute itu dilakukan setelah riset kerja sama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dengan Universitas Griffith Australia berhasil mengungkap lukisan gua tertua di dunia di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan, lewat metode pertanggalan uranium-series diperkirakan memiliki usia minimum 45.500 tahun. Hasil riset itu sendiri dipublikasikan di jurnal Science Advance pada Rabu.

Temuan usia gambar babi kutil itu, ujar Adhi, yang terlibat dalam riset di Leang Tedongnge, amat penting dalam memahami pola dan jalur migrasi manusia modern ke Nusantara. Hal itu karena selama Zaman Es berlangsung, selat-selat dalam yang mengelilingi Sulawesi tidak pernah mengering sehingga mustahil bagi manusia prasejarah masuk tanpa menyeberangi lautan.

Advertising
Advertising

Hal itu mengindikasikan bahwa teknologi maritim kemungkinan telah dikuasai manusia modern awal yang masuk ke Indonesia puluhan ribu tahun lalu.

Selain itu, dia juga menegaskan bahwa gambar yang ditemukan memperlihatkan bahwa praktik perburuan babi kutil yang endemik Sulawesi telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu.

Penemuan itu juga penting dalam memahami sejarah migrasi manusia modern awal atau Homo sapiens dalam konteks global dan awal perkembangan seni dan perannya dalam kehidupan manusia.

Dalam keterangan persnya, Profesor Maxime Aubert, spesialis pertanggalan dari Griffith Center for Social Science and Cultural Research, mengatakan pertanggalan lukisan Leang Tedongnge merepresentasikan gambar cadas paling awal di masanya, jika memang bukan yang pertama. Lukisan itu mewakili tinggalan arkeologis sebagai bukti manusia modern di wilayah kepulauan Nusantara yang terletak di antara Asia dan Australia yang dikenal sebagai Wallacea.

"Spesies kita harus menyeberangi Wallacea dengan transportasi air untuk mencapai Australia paling tidak 65.000 tahun yang lalu," kata Profesor Aubert.

"Namun, kepulauan Wallacea kurang dieksplorasi dan saat ini bukti arkeologi yang paling awal diekskavasi dari wilayah ini jauh lebih muda usianya," ujar dia.

Tim riset berharap penelitian ke depan di kawasan timur Indonesia akan mengarah pada penemuan gambar cadas atau lukisan gua yang lebih tua umurnya dan temuan arkeologis lainnya, setidaknya 65.000 tahun dan mungkin lebih awal.

ANTARA

Berita terkait

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

10 jam lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

1 hari lalu

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

Kepala Pusat Data, Informasi BNPB, Abdul Muhari mengatakan 14 warga yang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

2 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

2 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

4 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya