34,5 Juta Malware Terdeteksi pada Pengguna Kaspersky di Indonesia Selama 2020

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 17 Februari 2021 15:39 WIB

Ilustrasi malware. Kredit: Linux Insider

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru Kaspersky Security Network (KSN) mengungkap bahwa 3 dari 10 (31 persen) pengguna Kaspersky di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari-Desember 2020.

Baca:
Keamanan Data Pribadi, Studi Kaspersky: Hati-hati Jual Smartphone Lama

Selama periode ini, produk Kaspersky mendeteksi 34.516.232 malware berbeda yang ditransmisikan melalui Internet pada komputer partisipan KSN di Indonesia. Lebih dari 4.341.000 upaya serangan menargetkan pengguna bisnis di Indonesia, 51 persen lebih banyak dari 2.870.000 insiden yang terjadi di tahun 2019.

“Meskipun terdapat sedikit penurunan pada jumlah total ancaman lokal dan web yang telah kami blokir tahun lalu di Indonesia, penting untuk dipahami bahwa tahun 2020 adalah tahun di mana seluruh aktivitas manusia hampir ditransfer secara online. Ancaman terhadap individu sama berbahaya dengan risiko pada UKM dan perusahaan karena penerapan sistem kerja dari rumah yang sedang berlangsung di negara ini,” kata Dony Koesmandarin, Territory Manager untuk Indonesia di Kaspersky, dalam konferensi video bersama jurnalis, Rabu, 17 Februari 2021.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 111.682.011 insiden lokal di komputer partisipan KSN di Asia Tenggara. Dari total jumlah percobaan, sebanyak 20.264.000 ditargetkan terhadap pengguna bisnis di Indonesia.

Advertising
Advertising

Secara total sebanyak 56,3 persen pengguna di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman lokal di tahun 2020 lalu. Malware lokal adalah perangkat lunak berbahaya yang disebarkan melalui perangkat yang dapat dilepas seperti drive USB, CD, DVD, dan metode offline lainnya.

Dony menambahkan bahwa UKM membangun grup bisnis terbesar di Indonesia dan telah terbukti berdiri kokoh terhadap berbagai macam guncangan krisis ekonomi, namun hanya 10-11 juta UKM yang terhubung dengan ekosistem digital.

“Karena digital adalah cara paling aman untuk bergerak maju dalam era pandemi yang terus berlanjut ini, kami di Kaspersky menawarkan solusi yang ramah anggaran dan mudah diterapkan yang dapat secara efektif melindungi arus kas dan reputasi bisnis UKM, sehingga memungkinkan para pelaku bisnis untuk dapat membangun kembali usaha mereka secara online dengan aman,” ujarnya.

Untuk membantu UKM dalam masa yang penuh tantangan ini, Kaspersky menawarkan penghematan untuk solusi Kaspersky Endpoint Detection and Response Optimum (KEDRO) terbaru untuk pelanggan baru dan yang sudah ada, berlaku pada 10-999 node di seluruh wilayah hingga 31 Maret 2021.

Kaspersky juga mengungkapkan bahwa jenis ancaman web teratas yang terdeteksi di kawasan Asia Tenggara tahun lalu adalah malware dalam lalu lintas web selama aktivitas pencarian, mengunduh program tertentu secara tidak sengaja di internet, mengunduh lampiran berbahaya dari layanan email online, aktivitas ekstensi browser, dan mengunduh komponen berbahaya dan komunikasi C&C yang dilakukan oleh malware lain.

Berita terkait

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

4 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

1 hari lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

2 hari lalu

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

8 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

8 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

9 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya