Awan Panas Gunung Merapi Menyebabkan Tutupan Lahan Hutan Primer Rusak

Kamis, 18 Februari 2021 14:05 WIB

Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mencatat erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak 4 Januari lalu telah menyebabkan kerusakan pada tutupan lahan hutan primer kawasan taman nasional itu.

Baca:
Magma Gunung Merapi Berjalan Pelan, Kubah Lava Terus Tumbuh

Tutupan lahan hutan primer itu sendiri merupakan hutan alam campuran sementara kerusakan terjadi utamanya di kawasan Kali Boyong dan sekitarnya.

"Kerusakan tutupan lahan hutan primer karena awan panas pasca erupsi efusif yang mengarah ke barat daya Gunung Merapi mulai dari Kali Boyong, Kali Krasak dan sekitarnya," kata Kepala Balai TNGM, Pujiati Rabu 17 Februari 2021.

Balai TNGM sendiri masih belum menginventarisasi luasan dan detail jenis tumbuhan yang rusak terdampak awan panas Merapi itu karena lokasi kerusakan diperkirakan masih berada di radius 4 kilometer dari puncak Merapi atau dalam radius bahaya, yakni kurang dari 5 kilometer.

Advertising
Advertising

"Inventarisasi baru kami lakukan jika benar sudah selesai masa erupsi dan BPPTKG telah menurunkan statusnya dari level Siaga atau ketika sudah ke status normal," katanya.

Pujiati mengatakan tak menutup kemungkinan juga dikerahkan drone untuk mengetahui detail situasi yang terdampak itu jika kondisi sudah benar-benar landai. "Untuk saat ini kami tak mau ambil risiko," ujarnya.

Pujiati menambahkan soal satwa yang terdampak erupsi Merapi 2021 ini, saat ini khususnya Elang Jawa, penghuni langka di kawasan itu, diprediksi tak terganggu atau terusik.

Burung itu diprediksi tetap mudah beradaptasi dengan aktivitas Merapi sehingga tidak akan sampai bermigrasi ke wilayah lain.

"Elang Jawa jenis yang mudah beradaptasi dengan kondisi Merapi dan daya jelajahnya cukup jauh," kata dia.

Hasil pantauan pada 2020, hewan ini masih terpantau terbang di kawasan TNGM wilayah Sleman, Magelang dan Klaten. Masing-masing wilayah itu terpantau satu pasang.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivas vulkanik Merapi saat ini terus berlangsung sehingga status masih Siaga dan ancaman bahaya tetap dalam radius lima kilometer.

Sejak pantauan Rabu 17 Februari 2021 pukul 18.00 WIB hingga Kamis 18 Februari pukul 12.00 WIB, Gunung Merapi masih memuntahkan guguran lava pijar sedikitnya 12 kali dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

11 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

13 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

28 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

29 hari lalu

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

Gunung Semeru menampakkan tubuh utuhnya yang berwarna perak kebiru-biruan pada Sabtu pagi.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

30 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

30 hari lalu

Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

30 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

30 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

30 hari lalu

Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.

Baca Selengkapnya