Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Vaksin Nusantara AntiCovid-19, Vaksinasi
Reporter
Tempo.co
Editor
Erwin Prima
Selasa, 23 Februari 2021 20:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Guru Besar dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, mengaku mendukung pengembangan Vaksin Nusantara AntiCovid-19 sebagai sebuah inovasi. Dia berharap, jika ada teori-teori yang tidak sesuai dalam pengembangan vaksin oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama timnya tersebut, hal itu bisa didiskusikan secara terbuka.
Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Medan Magnet Bumi, WhatsApp, Banjir Karawang
Berita terpopuler selanjutnya tentang Chairul Anwar Nidom menjelaskan perbedaan Vaksin Nusantara dari vaksin Covid-19 lainnya. Vaksin yang disebut AntiCovid-19 itu dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama timnya dari Semarang, Jawa Tengah, dan juga Amerika Serikat.
Selain itu, setelah vaksinasi dengan vaksin Covid-19 buatan Sinovac, dua orang tenaga kesehatan Indonesia dilaporkan meninggal dunia. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin CoronaVac fase akhir dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Kusnandi Rusmil, menduga kasus itu tidak terkait dengan vaksinasi.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Dua Guru Besar Bicara Vaksin Nusantara yang Dikembangkan Terawan
Guru Besar dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, mengaku mendukung pengembangan Vaksin Nusantara AntiCovid-19 sebagai sebuah inovasi. Dia berharap, jika ada teori-teori yang tidak sesuai dalam pengembangan vaksin oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama timnya tersebut, hal itu bisa didiskusikan secara terbuka.
“Karena baik vaksin Covid-19 yang sudah ada dan disuntikkan dan Vaksin Nusantara sama-sama memberikan kepastian, atau sebaliknya,” ujar dia saat dihubungi Senin sore, 22 Februari 2021.
Nidom yang juga profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Unair menerangkan, menghadapi virus zoonosis Covid-19 harus siap dengan paradigma atau teori baru. Menurutnya, pandemi ini yang menentukan tingkat fatalitasnya adalah komorbid, bukan virusnya yang pada dasarnya tidak ganas.
2. Ini Beda Vaksin Nusantara dari Vaksin Covid-19 Sinovac dan Lainnya
Guru Besar dari Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom menjelaskan perbedaan Vaksin Nusantara dari vaksin Covid-19 lainnya. Vaksin yang disebut AntiCovid-19 itu dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama timnya dari Semarang, Jawa Tengah, dan juga Amerika Serikat.
“Bedanya terletak pada motor aktivitasnya,” ujar dia saat dihubungi Senin sore, 22 Februari 2021.
Menurut Nidom yang juga Ketua tim Laboratorium Professor Nidom Foundation (PNF), vaksin konvensional secara umum disuntikkan ke seseorang dengan antigen (virus inaktif atau subunit protein). Kemudian, tubuh dibiarkan melakukan proses pembentukan antibodi.
Ini seperti yang dilakukan pada vaksin Sinovac yang telah didistribusikan di tanah air maupun yang lainnya di negara lain. “Jadi tidak aneh saat ini bisa dijumpai setelah vaksinasi ada yang belum terbentuk antibodinya. Ada antibodi, tapi tidak protektif. Ada antibodi yang protektif tapi orang itu masih terinfeksi virus,” kata Nidom.
3. Tenaga Kesehatan Wafat Setelah Vaksinasi, Ketua Tim Riset Duga Akibat Penyakit
Setelah vaksinasi dengan vaksin Covid-19 buatan Sinovac, dua orang tenaga kesehatan Indonesia dilaporkan meninggal dunia. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin CoronaVac fase akhir dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Kusnandi Rusmil, menduga kasus itu tidak terkait dengan vaksinasi.
“Kalau ada yang meninggal beberapa hari setelah suntikan barangkali bukan karena suntikan mungkin ada penyakit lain,” kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad itu, Selasa 23 Februari 2021.
Kusnandi mengatakan reaksi berat dari vaksinasi Covid-19 yaitu anafilaktik. Kasusnya jarang terjadi, sekitar 1-2 per 1 juta orang yang divaksin. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.