533 Juta Data Pengguna Facebook Bocor, Ini Saran dari Kaspersky

Rabu, 7 April 2021 07:20 WIB

Siluet pengguna ponsel terlihat di samping layar proyeksi logo Facebook dalam ilustrasi gambar yang diambil 28 Maret 2018. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Insiden kebocoran data pribadi pengguna kembali terjadi. Sebuah laporan mengungkap ada 553 juta data pribadi pengguna Facebook berupa nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, bios, dan dalam beberapa kasus ada alamat email bocor secara online.

Baca:
Ahli ITB Ungkap Cara Petir Tropis Bisa Membakar Kilang Pertamina Balongan

Perusahaan keamanan siber Kaspersky menanggapi kabar kebocoran data pribadi tersebut. Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky menjelaskan dari segi bisnis, komunikasi menjadi kunci penting.

Karena, kata dia, hal itu bisa memandu para pelanggan memperoleh informasi yang cepat dan akurat. “Membantu organisasi mendapat kepercayaan kembali mereka kepada publik secepat mungkin,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 April 2021.

Selain itu, penting juga untuk mempertahankan keberlangsungan rencana bisnis dengan memastikan setiap kerentanan telah ditambal dan melakukan pembaruan perangkat lunak untuk mencegah pelanggaran data lebih lanjut.

Dikutip Business Insider, Senin, 5 April 2021, kebocoran Facebook juga mencakup pengguna dari 106 negara, termasuk lebih dari 32 juta di Amerika Serikat, 11 juta di Inggris, dan 6 juta di India. Data tersebut dibocorkan oleh pengguna di forum peretasan secara online.

Advertising
Advertising

Menurut Yeo Siang Tiong, dengan mendapat akses ke nomor telepon, ID pengguna, nama lengkap, dan bahkan alamat email, para pelaku kejahatan siber memiliki ruang terbaik. Mereka dapat meluncurkan beberapa serangan dunia maya dalam bentuk penipuan phishing, rekayasa sosial, hingga bobol sistem TI organisasi untuk menyebar ransomware.

“Keamanan siber membutuhkan kerja sama dari seluruh pilar. Dan setiap upaya dalam meminimalisir pelanggaran data akan membutuhkan upaya proaktif dari konsumen yang terkena dampaknya,” tutur dia.

Selain mengubah kata sandi dan menjalankan solusi antivirus yang efektif, pengguna juga perlu mengetahui tindakan saat setelah identitas tercuri. Langkah ini akan membantu mencegah para pelaku kejahatan siber mengeksploitasi data lebih lanjut.

Saat setelah menemukan akses tidak sah ke akun pribadi, segera hubungi penyedia layanan (service provider) dan berikan penjelasan lengkap kepada mereka. Sehingga pengguna tidak perlu bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi.

Dalam hal ini, ketika data pribadi lama muncul kembali secara online, pengguna bisa menghindari konsekuensi jangka panjang dari pencurian identitas. “Caranya memantau aktivitas keuangan Anda, mengingat ini masih menjadi target utama bagi banyak pelaku kejahatan siber,” kata Yeo Siang Tiong.

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

5 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

11 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

13 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

13 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

17 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan dan Menghapus Akun GetContact

17 hari lalu

Cara Menonaktifkan dan Menghapus Akun GetContact

Akun yang terdaftar dalam GetContact dapat dihapus secara permanen dengan cara mudah.

Baca Selengkapnya

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

18 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

18 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

18 hari lalu

Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

Seorang prajurit TNI dituduh langgar privasi ketika memotret penumpang kereta api tanpa izin. Apa arti hak privasi dan bagaimana sanksi pelakunya?

Baca Selengkapnya