Bukan Vaksin, KIPI Sebut Guru Lumpuh Setelah Vaksinasi Covid-19 Akibat GBS

Senin, 3 Mei 2021 16:58 WIB

Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Barat Kusnandi Rusmil mengatakan hasil audit pada kasus seorang guru di Sukabumi yang mengalami lumpuh sementara tidak berhubungan dengan pemberian vaksin Covid-19.

“Belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara kelemahan anggota gerak dan keburaman mata dengan vaksinasi Covid-19. Diagnosis saat ini pada Guillain Barre Syndrome (GBS),” kata dia dalam konferensi pers daring, Senin, 3 April 2021.

Seorang guru asal Sukabumi, SA, 31 tahun, dilaporkan mengalami kelumpuhan sementara setelah menerima suntikan vaksin Covid-19. Laporan yang diterima Komda KIPI menyebutkan subjek terduga KIPI dengan mengalami mata buram dan anggota gerak melemah setelah 12 jam menerima penyuntikan vaksin Covid-19.

Terduga KIPI tersebut selanjutnya dirujuk dan menjalani perawatan di rumah sakit selama 23 hari sejak 1 April 2021. SA menjalani serangkaian pemeriksaan, di antaranya CT-Scan toraks serta pemeriksaan sampel darah.

“Hasilnya, dari spesialis syaraf diagnosis ditegakkan Guillain Barre syndrome (GBS),” kata Kusnandi.

Advertising
Advertising

Kusnandi mengatakan GBS tidak muncul tiba-tiba. “Guillain Barre ini tidak mungkin langsung suntik, lumpuh,” kata dia.

Kusnandi mengatakan tanpa penyuntikan vaksin, gejala GBS akan muncul. “Sebelum diimunisasi, dua minggu sebelumnya sudah terjadi infeksi yang tanpa gejala, jadi sudah ada infeksi yang tanpa gejala yang bisa menimbulkan reaksi Guillain Barre. Pada waktu disuntik vaksin, besoknya terjadi kelumpuhan, itu kebetulan saja,” kata dia.

Anggota Komda KIPI Jawa Barat, sekaligus dokter spesialis syaraf, Dewi Hawani, mengatakan GBS bisa disebabkan oleh virus. “GBS bisa disebabkan oleh virus, tapi tetapi bukan langsung oleh virus. Tetapi ada proses imunoglobulin yang terjadi. Biasanya 2-3 minggu sebelum terjadinya gejala,” kata dia, Senin.

Dewi mengatakan, GBS merupakan salah satu jenis penyakit auto-imun. “Awalnya terjadi ada infeksi, bisa oleh virus atau bakteri, yang menyerang tubuh seseorang. Tetapi bakteri ini tidak langsung merusak syaraf, tapi menyerang syaraf. Terjadi satu proses yang kita sebut auto-imun yaitu suatu sistem imunologis kita karena penyakit. Karena infeksi, berubah, sehingga sel syaraf mempunyai bentuk seperti sel bakteri, jadi dikenali sistem imun tubuh kita sebagai zat yang harus dimusnahkan,” kata dia.

Kusnandi mengatakan, infeksi yang menyebabkan GBS pada SA diduga sudah terjadi dua minggu sebelum penyuntikan vaksin. “Dua minggu sebelumnya dia sudah ada tanda-tanda kena infeksi yang tidak bergejala. Tidak terdeteksi, soalnya itu respons imunologi, jadi tidak terdeteksi,” kata dia.

Baca:
Kasus Covid-19 pada Mei Diprediksi Naik, Indonesia Posisi 4 di Asia

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

4 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

5 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

6 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya