WSJ: 3 Peneliti Laboratorium Wuhan Berobat ke Rumah Sakit Sebelum Wabah
Reporter
Antara
Editor
Erwin Prima
Selasa, 25 Mei 2021 06:24 WIB
TEMPO.CO, Washington - Tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan (WIV) Cina mencari perawatan di rumah sakit pada November 2019, sebulan sebelum Cina melaporkan kasus pertama Covid-19, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu, 23 Mei 2021, mengutip laporan intelijen Amerika Serikat.
Surat kabar itu mengatakan laporan yang sebelumnya dirahasiakan tersebut - yang memberikan rincian baru tentang jumlah peneliti yang terkena dampak, waktu penyakit mereka, dan kunjungan ke rumah sakit - dapat menambah bobot dalam seruan untuk penyelidikan yang lebih luas apakah virus Covid-19 kemungkinan bocor dari laboratorium tersebut.
WSJ mengatakan pejabat saat ini dan sebelumnya yang mengetahui hal itu mengungkapkan berbagai pandangan tentang kekuatan bukti pendukung laporan, dengan satu orang yang tidak disebutkan namanya mengatakan itu membutuhkan penyelidikan lebih lanjut dan pembuktian tambahan.
Kasus pertama dari Covid-19 dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Kota Wuhan, Cina tengah, lokasi laboratorium canggih yang berspesialisasi dalam penelitian virus corona.
Ilmuwan dan pejabat Cina secara konsisten membantah hipotesis kebocoran laboratorium, dengan mengatakan SARS-CoV-2 mungkin telah beredar di wilayah lain sebelum menyebar di Wuhan, dan bahkan mungkin telah memasuki Cina dari negara lain melalui pengiriman makanan beku impor atau perdagangan satwa liar.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina, Zhao Lijian, mengatakan pada Senin bahwa "sama sekali tidak benar" tiga anggota staf di WIV jatuh sakit.
"Amerika Serikat terus meningkatkan teori kebocoran laboratorium," katanya. "Apakah itu peduli dengan keterlacakan atau hanya mencoba mengalihkan perhatian?"
Laporan WSJ itu muncul pada malam pertemuan badan pembuat keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang diperkirakan akan membahas tahap penyelidikan selanjutnya tentang asal-usul Covid-19.
Saat diminta pendapatnya tentang laporan tersebut, juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan melalui surat elektronik bahwa tim teknis organisasi sekarang sedang memutuskan langkah selanjutnya. Dia mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan tentang peran pasar hewan serta hipotesis kebocoran laboratorium.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS tidak mengomentari laporan itu tetapi mengatakan bahwa pemerintahan Biden terus memiliki pertanyaan serius tentang hari-hari awal pandemi Covid-19, termasuk asal-usulnya di Republik Rakyat Cina.
Dia mengatakan pemerintah AS sedang bekerja dengan WHO dan negara-negara anggota lainnya untuk mendukung evaluasi berbasis ahli tentang asal-usul pandemi yang bebas dari campur tangan atau politisasi.
"Kami tidak akan membuat pernyataan yang membuat penghakiman awal atas kajian WHO yang sedang berlangsung atas sumber SARS-CoV-2, tetapi kami jelas menyampaikan bahwa teori yang masuk akal dan secara teknis dapat dipercaya harus dievaluasi secara menyeluruh oleh para ahli internasional," katanya.
Sebuah penelitian bersama tentang asal-usul Covid-19 oleh WHO dan Cina yang diterbitkan pada akhir Maret mengatakan virus itu "sangat tidak mungkin" bocor dari laboratorium.
Tetapi Cina dituduh gagal mengungkapkan data mentah tentang kasus awal Covid-19 kepada tim WHO. Sementara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara Barat lainnya meminta Beijing untuk memberikan akses penuh kepada para ahli independen.
Lembar fakta Departemen Luar Negeri yang dirilis menjelang akhir pemerintahan Trump mengatakan pemerintah AS memiliki alasan untuk percaya bahwa beberapa peneliti di Institut Virologi Wuhan (WIV) jatuh sakit pada musim gugur 2019, sebelum kasus wabah pertama yang diidentifikasi, dengan gejala yang konsisten dengan baik Covid- 19 dan penyakit musiman yang umum. Laporan itu tidak menyebutkan jumlah peneliti.
ANTARA | REUTERS
Baca:
Uji Coba Nihil Covid-19, Yogya Target Semua SMA Pembelajaran Tatap Muka