Dokter di Cina: Varian Covid-19 Delta Bikin Pasien Lebih Sakit

Senin, 14 Juni 2021 06:31 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona Covid-19 varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, sudah tersebar di Cina. Para dokter menerangkan pihaknya menemukan gejala berbeda dan lebih berbahaya daripada versi awal virus yang mulai menyebar pada akhir 2019 di pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei.

“Pasien menjadi lebih sakit dan kondisi mereka memburuk jauh lebih cepat,” kata dokter kepada televisi pemerintah pada Jumat, 11 Juni 2021.

Para dokter juga menyebutkan bahwa empat per lima dari kasus bergejala mengalami demam, meskipun tidak jelas bagaimana dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Konsentrasi virus yang terdeteksi di tubuh pasien naik ke tingkat yang lebih tinggi dari yang terlihat sebelumnya, dan kemudian menurun secara perlahan.

Direktur pengobatan perawatan kritis di Sun Yat-sen University, Guan Xiangdong, di Kota Guangzhou, tempat wabah itu berpusat, menjelaskan hingga 12 persen pasien menjadi sakit parah atau kritis dalam tiga hingga empat hari sejak timbulnya gejala. “Kalau dulu proporsinya hanya 2 atau 3 persen, meski kadang sampai 10 persen,” ujar dia, seperti dikutip New York Times, Minggu, 13 Juni 2021.

Selain Cina, dokter di Inggris dan Brasil juga telah melaporkan tren serupa dengan varian yang beredar di negara-negara tersebut, tetapi tingkat keparahan varian tersebut belum dikonfirmasi.

Advertising
Advertising

Kesaksian dari Cina ini adalah indikasi terbaru tentang bahaya yang ditimbulkan oleh Delta, yang bulan lalu oleh Organisasi Kesehatan Dunia disebut sebagai “variant of concern.” Varian itu telah disalahkan atas penderitaan dan kematian yang meluas, bahkan Delta menjadi varian dominan di Inggris, di mana dokter menyebutkan bahwa itu lebih menular dan dapat menginfeksi beberapa orang yang hanya menerima satu dari dua dosis vaksin Covid-19.

Sementara Shenzhen memiliki beberapa kasus minggu lalu dari varian Alpha, yang pertama kali muncul di Inggris.

Cina memiliki data terperinci yang unik, karena pada dasarnya memiliki pengujian universal di sekitar wabah, yang memungkinkan para pejabat untuk mengumpulkan informasi terperinci tentang tingkat kasus. Penyebaran varian Delta di Cina tenggara lebih memusatkan perhatian pada efektivitas vaksin buatan Cina.

Pihak berwenang Negeri Tirai Bambu itu belum menunjukkan berapa banyak infeksi baru yang terjadi pada orang yang telah divaksinasi. Di beberapa negara lain di mana vaksin buatan Cina digunakan secara luas, termasuk Seychelles dan Mongolia, infeksi di antara orang yang divaksinasi meningkat, meskipun beberapa pasien dilaporkan mengembangkan penyakit serius.

Saat beberapa bagian lain dunia masih berjuang untuk memperoleh dan mengelola sejumlah besar tes virus corona, Cina tenggara telah menggunakan produksi lokal bahan kimia langka untuk melakukan pengujian dalam skala yang luar biasa. “Kami telah melakukan 32 juta tes,” kata pejabat setempat,

Guangzhou juga telah mengisolasi dan mengkarantina puluhan ribu penduduk yang berada di dekat mereka yang terinfeksi. Pengujian dan karantina tampaknya telah memperlambat tetapi tidak menghentikan wabah.

Komisi Kesehatan Nasional Cina mengumumkan pada hari Jumat bahwa sembilan kasus baru Covid-19 telah ditemukan di Guangzhou pada hari sebelumnya. “Epidemi belum berakhir, dan risiko penularan virus masih ada,” kata Chen Bin, wakil direktur Komisi Kesehatan Kota Guangzhou.

NEW YORK TIMES | REUTERS

Baca:
Kian Menjadi, Kasus Covid-19 Yogya Dekati 500 Sehari

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

4 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

12 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

13 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

15 jam lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

18 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

22 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

1 hari lalu

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya