Covid-19 Varian Delta Menyebar di 80 Negara, Punya Gejala yang Berbeda

Jumat, 18 Juni 2021 05:32 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut Covid-19 varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, telah terdeteksi di lebih dari 80 negara dan terus bermutasi saat menyebar. Lembaga tersebut juga melaporkan bahwa varian ini memiliki gejala yang lebih parah, berbeda dengan varian lain.

“Varian Delta menyebabkan gejala yang lebih parah, tapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan tersebut,” ujar salah satu pejabat WHO, seperti dikutip CNBC, Kamis, 17 Juni 2021.

Varian Delta atau yang dijuluki B.1.617 telah menyebar ke seluruh dunia. Varian itu menjadi strain dominan di beberapa negara, seperti Inggris, dan kemungkinan terjadi di negara lain, seperti di Amerika Serikat.

Penelitian telah menunjukkan varian ini bahkan lebih menular daripada varian lainnya. Para ilmuwan memperingatkan bahwa data menunjukkan varian Delta sekitar 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha, sebelumnya dikenal sebagai varian Inggris atau Kent.

Para peneliti menyarankan agar mewaspadai adanya tanda-tanda bahwa varian Delta dapat memicu gejala yang berbeda. Selama pandemi, pemerintah di seluruh dunia menjelaskan bahwa gejala utama Covid-19 adalah demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan rasa atau penciuman dengan beberapa variasi.

Advertising
Advertising

Daftar gejala terbaru CDC, misalnya termasuk kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare sebagai gejala infeksi yang mungkin terjadi. Tentu saja ada jutaan orang yang mengidap Covid-19 tanpa gejala sama sekali dengan tingkat penularan tanpa gejala yang masih diselidiki oleh para ilmuwan.

Varian Delta tampaknya memicu berbagai gejala yang berbeda, menurut para ahli. Tim Spector, seorang profesor epidemiologi genetik di King's College London, menjalankan studi Zoe Covid Symptom, sebuah studi di Inggris yang sedang berlangsung yang memungkinkan masyarakat untuk memasukkan gejala Covid mereka pada sebuah aplikasi kemudian datanya dianalisis.

Dalam penjelasan virtual pekan lalu, Spector mengatakan Covid-19 juga bertindak berbeda sekarang. Ini lebih seperti flu yang parah pada populasi yang lebih muda. “Dan orang-orang tidak menyadarinya, itu belum ditemukan dalam informasi pemerintah mana pun,” ujar dia.

Sejak awal Mei, Spector melihat gejala teratas di pengguna aplikasi dan mereka tidak sama seperti sebelumnya. Gejala nomor satu adalah sakit kepala, kemudian diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek dan demam. Lebih banyak gejala Covid-19 tradisional seperti batuk, dan kehilangan penciuman jauh lebih jarang sekarang. “Orang yang lebih muda mengalami lebih banyak pilek,” tutur Spector.

Selain itu, varian Alpha juga menyoroti munculnya serangkaian gejala yang lebih luas. Sebuah studi terhadap lebih dari satu juta orang di Inggris dalam studi REACT—yang melacak transmisi komunitas virus di Inggris antara Juni 2020 dan Januari 2021—mengungkapkan gejala tambahan terkait dengan virus corona Covid-19 termasuk kedinginan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan nyeri otot, di samping gejala klasik.

CNBC | REACT | ZOE COVID SYMTOM

Baca:
Dua Sebab Mengapa Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Terkena Covid-19

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

22 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

23 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

3 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

6 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya