Ganjar Minta Kepala Daerah Tak Perlu Panik Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Reporter

Tempo.co

Selasa, 22 Juni 2021 10:35 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa setiap kepala daerah tidak perlu panik apabila terjadi lonjakan kasus dan permintaan kamar khusus COVID-19 di setiap rumah sakit akibat varian baru B.1617 yang muncul di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Ia menambahkan bahwa yang perlu dilakukan adalah menyiapkan penambahan lokasi khusus isolasi dan melakukan konsolidasi serta kerja sama dengan berbagai pihak.

Hal ini disampaikan Ganjar ketika menjadi narasumber pada webinar bertajuk “Varian Virus Corona Delta di Kudus. Kenali dan Tingkatkan Kesiapan Diri, Komunitas dan Sistem Pelayanan Kesehatan” yang diselenggarakan atas kerja sama antara Pusat Kedoktera Tropis FK-KMKM UGM dan Pengurus Kagama, Rabu 16 Juni 2021.

Ganjar mengakui pemerintah dan manajemen rumah sakit panik dan tidak berpikir sebelumnya bahwa akan ada gempuran pasien yang begitu banyak. Seharusnya, menurut Ganjar, pemerintah dan rumah sakit bisa memanfaatkan jaringan yang ada. Kedepan, kata dia, ada PIC yang mengurusi Rumah Sakit saat penuh sehingga tahu pasien sebaiknya mau dipindahkan ke mana.

"Sebenarnya kita tidak perlu panik, ketika banyak Rumah Sakit yang terpapar dan pasien yang antri mau masuk ke Rumah Sakit," katanya seperti dikutip Tempo dari laman UGM, Selasa 22 Juni 2021.

Advertising
Advertising

Menurut Ganjar, kasus lonjakan Covid-19 memang akan dengan mudah menjadi bahan politisasi dan menjadi fokus pemberitaan media. Namun, hal itu justru baik untuk penanganan Covid-19. "Semakin banyak kita tahu rakyat kita yang kena dan terpapar, tahu apa yang harus ditangani," katanya.

Ganjar mendorong Rumah Sakit (RS) di Jawa Tengah untuk menambah jumlah bed di ICU, agar kejadian COVID-19 di Kudus tidak terulang lagi. Ia juga menyayangkan ketika masih ada RS yang khawatir untuk membuka dan menambah kamar khusus pasien COVID-19.

Ganjar juga menyarankan agar beberapa fakultas kedokteran yang berada di berbagai Universitas di Jawa Tengah untuk mengirim dokter magang ke Kudus.

Lonjakan kasus covid-19 saat ini memerlukan SDM yang lebih banyak dan lebih cepat. Ganjar mendorong Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit khusus yang menangani COVID-19.

Ganjar mengibaratkan lonjakan pasien di RS ibarat jika tetangga penuh, maka kita ikut harus ikut membantu. Butuh tindakan yang konkret dalam menangani lonjakan kasus ini, jika itu bisa dikerjakan akan sangat bagus. “Kita paksa RS untuk menambah dan melakukan konversi kamar,” tambah Ganjar.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr. Gunadi Ph.D,.Sp.BA mengatakan virus corona varian Delta mendominasi penyebab melonjaknya kasu Covid-19 di Kudus. Gunadi mengatakan telah terjadi transmisi lokal dengan keluarga sebagai sumber pembentukan klaster kasus Covid-19

Gunadi menjelaskan varian delta punya karakteristik mengelabui sistem imun dengan tingkat transmisi yang lebih besar sekitar 41-60 persen dibanding varian alfa yang ada di Wuhan. “Varian itu terus berkembang bisa naik atau menurun. Bahkan, mampu reinfeksi karena mampu menurunkan respons imun,” katanya.

Lonjakan kasus Covid-19n di Kudus, kata Gunadi menunjukkan varian Delta mampu menurunkan respons imun sejalan dengan dengan usia penderita yang mengalami penurunan respons antibodi jika terinfeksi varian ini.

Epidemiolog sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM, Dr. Riris Andono Ahmad, mengatakan strategi yang paling efektif untuk menekan lonjakan kasus Covid19 adalah memisahkan orang sakit atau terinfeksi virus dari populasi untuk mengurangi jumlah virus yang beredar.

Namun, yang menjadi kendala adalah kemampuan dalam melakukan testing serta kemampuan isolasi dan karantina yang masih terbatas.Namun, jika tingkat paparan masih tinggi, solusinya adalah dengan cara menghentikan mobilitas warga. "Karena virus itu tidak bergerak ke mana- mana, namun berasal dari mobilitas warga,”katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga menyarankan agar beberapa fakultas kedokteran yang berada di berbagai Universitas di Jawa Tengah untuk mengirim dokter magang ke Kudus.

Lonjakan kasus covid-19 saat ini memerlukan SDM yang lebih banyak dan lebih cepat. Ganjar mendorong Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit khusus yang menangani COVID-19.

Ganjar mengibaratkan lonjakan pasien di RS ibarat jika tetangga penuh, maka kita ikut harus ikut membantu. Butuh tindakan yang konkret dalam menangani lonjakan kasus ini, jika itu bisa dikerjakan akan sangat bagus. “Kita paksa RS untuk menambah dan melakukan konversi kamar,” tambah Ganjar.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: Tekan Covid-19 di Jawa Tengah, Ganjar Gencarkan Sosialisasi di Tempat Ibadah

Berita terkait

Ganjar Resmi Bubarkan TPN: Saya Bangga dengan Perjuangan untuk Demokrasi Ini

6 jam lalu

Ganjar Resmi Bubarkan TPN: Saya Bangga dengan Perjuangan untuk Demokrasi Ini

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md untuk Pilpres 2024 resmi bubar. Akhir dari tim kampanye mantan pasangan calon nomor urut tiga itu diumumkan oleh Ganjar dalam acara halalbihalal TPN di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

4 hari lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

4 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

4 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya