Penuhi Kebutuhan Ekspor, Bengkulu Kembangkan Porang Sebagai Tanaman Sela

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 4 Juli 2021 14:51 WIB

Lahan budidaya porang milik petani di Lampung Selatan. ANTARA/HO

TEMPO.CO, Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengembangkan porang (amorphophallus muelleri) sebagai tanaman sela guna meningkatkan pendapatan petani sembari menunggu hasil panen dari tanaman utama.

Kepala Dinas Tananam Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu Ricky Gunarwan mengatakan, pihaknya akan melakukan program demonstration plot (demplot) sebagai langkah awal pengembangan porang sebagai tanaman sela.

Program demplot adalah metode penyuluhan langsung kepada petani dengan membuat lahan percontohan untuk mendorong produktivitas dan hasil pertanian, termasuk cara tanam dan penggunaan agar hasil panen menjadi maksimal.

"Porang itu komoditas yang bagus untuk dikembangkan tetapi bisa memakan waktu cukup panjang, yaitu bisa satu sampai dua tahun. Jadi ini akan dikembangkan untuk tanaman sela," kata Ricky saat dihubungi di Bengkulu, Minggu, 4 Juli 2021.

Tanaman sela adalah menanam tanaman lain di sela-sela tanaman pokok atau tanaman utama. Misalnya dengan pola budidaya padi, kedelai-padi, yang mana tanaman pokoknya adalah padi.

Advertising
Advertising

Ricky menjelaskan alasan lainnya mengapa pihaknya mengembangkan porang ini sebagai tanaman sela dan bukan sebagai tanaman utama karena pasar penjualan tanaman berjenis umbi-umbian ini masih sangat terbatas.

Saat ini penjualan porang baru sebatas untuk kebutuhan ekspor dan belum ada permintaan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga membuat harga jual menjadi sangat fluktuatif dan bergantung pada permintaan pasar internasional.

"Porang ini bagus untuk tambahan penghasilan petani tetapi bukan untuk komoditi utama, jadi hanya sebagai sampingan karena ketika permintaan ekspor turun harganya juga jadi turun," kata Ricky pula.

Saat ini, di beberapa daerah di Indonesia harga jual porang di tingkat petani berkisar Rp 10 ribu per kilogram. Selain karena harga jual yang tinggi, tanaman yang kini mulai banyak digemari petani ini tidak membutuhkan biaya perawatan yang terlalu besar.

Porang banyak dicari karena memiliki banyak kegunaan, di antaranya untuk kebutuhan medis dan kebutuhan konsumsi, yaitu untuk diolah menjadi tepung.

ANTARA

Baca:
Mengenal Madiun 1 Varietas Pertama Porang Asal Desa Klangon

Berita terkait

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

4 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

5 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

1 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

2 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya