Vaksin Sputnik V Rusia Bakal Diproduksi di Indonesia, Perlu Uji Klinis?

Rabu, 7 Juli 2021 18:48 WIB

Seorang spesialis medis memegang botol vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah department store di Moskow, Rusia, 18 Januari 2021.[REUTERS / Shamil Zhumatov]

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Rusia sedang melakukan finalisasi nota kesepahaman (MoU) kerja sama kesehatan untuk memproduksi vaksin Sputnik V. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga berkunjung ke Rusia untuk melihat fasilitas produksi vaksin tersebut.

Namun, jika nanti disetujui untuk produksi lokal, perlukah uji klinis vaksin Sputnik V ke orang Indonesia?

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, menjelaskan, soal uji klinis vaksin, semua tergantung dari kesepakatan antara BPOM masing-masing negara, Rusia dan Indonesia. Karena, kata dia, ada beberapa negara yang memiliki perjanjian dengan Indonesia mengenai pelaksanaan uji klinis vaksin.

“Perjanjian itu isinya apa yang sudah dilakukan di negara itu tidak perlu diulangi di Indonesia, tapi Saya belum tahu dengan Rusia seperti apa,” ujar dia melalui sambungan telepon, Rabu, 7 uli 2021.

Amin yang merupakan Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu memberikan contoh kerja sama dengan Cina untuk vaksin Sinovac. “Kerja sama Cina ini belum ada pembahasan uji klinis, jadi harus dilakukan uji klinis,” katanya, sambil menambahkan bahwa semua penggunaan vaksin wewenangnya ada pada BPOM.

Advertising
Advertising

Berbeda dengan Amin, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Ari Fahrial Syam, mengatakan jika arahnya memproduksi vaksin secara lokal, maka uji klinis harus dilakukan. Dia juga mencontohkan vaksin Sinovac yang diuji klinis langsung dengan objek orang Indonesia, meskipun efektivitasnya hanya 65 persen.

Ari mengapresiasi pengadaan vaksin dari berbagai negara untuk melawan pandemi Covid-19, tapi dia menegaskan dan menyarankan agar uji klinis dilakukan terlebih dahulu di Indonesia. “Kalau produksi ya, kita harus pastikan dulu melalui uji klinis,” tutur dia dihubungi terpisah.

Ari yang juga Dekan FKUI itu meminta agar lebih mempelajari hal-hal yang perlu disesuaikan dari vaksin Sputnik V dengan gen orang Indonesia. “Jadi ada penyesuaiannya begitu,” ujar Ari.

Basis vaksin Sputnik V Rusia adalah viral vector dengan menggunakan adenovirus. Dari segi penggunaannya, vaksin tersebut berbeda dengan AstraZeneca. Sputnik V Rusia, menggunakan dua jenis virus pada suntikan pertama dan kedua walaupun antigennya sama.

Baca:
Rencana Vaksin Sputnik V Rusia Diproduksi di Indonesia, Ini Kata Kepala Eijkman

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

7 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

13 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

16 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya