Infeksi Varian Delta, WHO: Orang yang Sudah Vaksin Tak Sakit Parah

Selasa, 13 Juli 2021 13:21 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan masih banyak orang yang sudah divaksinasi lengkap tapi tetap terinfeksi Covid-19, khususnya varian Delta. Namun, meskipun terinfeksi, kata WHO, vaksin melindungi orang yang sudah divaksin dari sakit parah atau kematian.

Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, menjelaskan, ada laporan yang masuk bahwa populasi yang divaksinasi memiliki kasus infeksi, terutama dengan varian delta. “Tapi, sebagian besar adalah infeksi ringan atau tanpa gejala,” ujar dia, seperti dikutip CNBC, Senin, 12 Juli 2021.

Meskipun begitu, kapasitas layanan kesehatan rawat inap di beberapa bagian dunia penuh, karena sebagian besar tingkat vaksinasinya rendah, ditambah dengan varian Delta yang sangat menular dan masuk dalam kategori variant of concern menurut WHO.

Di Amerika Serikat, para pejabat setempat menerangkan hampir semua rawat inap dan kematian akibat Covid-19 baru-baru ini terjadi di antara orang-orang yang tidak divaksinasi. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC, sekitar 75 persen orang yang meninggal atau dirawat di rumah sakit karena Covid-19 setelah vaksinasi berusia di atas 65 tahun.

Swaminathan memperingatkan bahwa orang yang divaksinasi masih bisa terinfeksi Covid-19 dan menularkannya kepada orang lain. Itulah sebabnya, kata dia, pejabat WHO mendesak orang untuk terus memakai masker dan menjaga jarak sosial.

Advertising
Advertising

"Tapi tentu saja itu mengurangi kemungkinan rawat inap dan kematian yang parah secara signifikan," tambahnya.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menjelaskan, varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan kasus dan kematian baru. Namun, tidak di semua tempat mengalami pukulan yang sama.

"Kami berada di tengah-tengah pandemi dengan dua jalur yang berkembang, yaitu di berbagai kalangan dan antarnegara yang berbeda penanganan dan cakupan vaksinasinya,” tutur Tedros.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka yang terinfeksi Covid-19 setelah vaksinasi memiliki lebih sedikit virus daripada mereka yang tidak divaksinasi, sehingga mengurangi risiko menularkan virus ke orang lain. Pejabat WHO mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak vaksin terhadap penularan.

CNBC | REUTERS

Baca:
Ahli Biologi Israel: Covid-19 Tak Ada Hubungannya dengan Kelelawar

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

20 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

22 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya